Informasi ini disampaikan Kepala Desa Walikukun, Asep Faturrahman, saat ditemui detikcom, Minggu (21/6/2009). "Setengah bulan lalu ada semburan air dan sedikit bau belerang. Jadi, semburan sekarang ini merupakan semburan kedua," kata Asep.
Semburan air berbau belerang itu muncul dari sumur bor yang berjarak 2 meter dari titik semburan lumpur sekarang ini. Setelah semburan air itu reda pada hari keempat, sumur bor itu kemudian ditutup oleh pengembang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengeboran kedua ini disesalkan oleh Asep. Sebab, pihak pengembang tidak melakukan koordinasi dengannya. "Seharusnya kalau ingin mengebor lagi, koordinasi dulu dengan pihak terkait dan perangkat desa. Kalau seperti ini, warga yang akan jadi korban," ujar Asep.
Menurut dia, pembuatan sumur bor ini merupakan proyek 'Air Bersih' Dinas Kesehatan (Depkes) yang bekerja sama dengan pihak Jepang. Proyek ini satu paket dengan pembangunan Pusat Kesehatan Desa (Puskesdes).
Hingga saat ini, semburan lumpur masih terjadi dengan ketinggian 50 cm. Lubang yang menjadi titik semburan ini berada di dalam kotak bersemen berukuran 2 x 5 meter.
(asy/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini