Kedatangan mahasiswa STIEM yang berkonvoi dari kampusnya, di jalan Mappaoddang, Makassar, itu untuk menuntut Kapolwiltabes memecat anggotanya yang menjadi pelaku pencabulan dan pemerasan.
Koordinator aksi mahasiswa STIEM, Muhammad Ikbal, dalam orasinya meminta Polri memecat anggotanya yang terlibat dalam kasus pencabulan. Mereka juga meminta Kapolda Sulselbar, Irjen Pol Mathius Salempang, meminta maaf lewat media massa kepada korban dan civitas akademika STIEM Bongaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Kapolwitabes Makassar, Kombes Burhanuddin Andi yang menemui pengunjuk rasa, menegaskan pihaknya sudah serius mengurus kasus yang mencemarkan institusinya itu. "Mahasiswa dan polisi, keduanya dipermalukan atas kasus ini. Saat ini kita tinggal menunggu keputusan pengadilan, dipecat atau tidak terserah pengadilan," pungkas Andi.
Saat Kapolwiltabes bicara, salah seorang mahasiswa berceletuk, meminta alat kelamin pelaku pelecehan dipotong saja atau disiram air keras agar derajatnya setimpal dengan apa yang dirasakan Mawar.
Tuntutan mahasiswa agar Kapolda meminta maaf lewat publikasi media massa juga dirasakan berat oleh Kapowiltabes. Karena merasa tidak dihargai oleh mahasiswa, Kapolwiltabes pun meninggalkan kerumunan mahasiswa.
Sebelum menghentikan aksinya, mahasiswa berjanji akan menurunkan jumlah pengunjuk rasa yang lebih besar jika tuntutan mereka tidak dikabulkan.
(mna/asy)