"Alhamdulillah acara yang kami buat mendapat apresiasi dunia internasional. Program parodi politik ini diputar utuh 70 menit dan didiskusikan selama 4 jam oleh ratusan pengamat, kritikus, produser dan artis-artis TV dari berbagai penjuru dunia. Diskusinya sangat seru dan sangat supportif," papar Pengagas program 'Republik Mimpi' Effendi Gazali dalam rilis yang diterima detikcom, Sabtu (16/5/2009).
Menurut Pakar Komunikasi Politik UI ini, pada umumnya para peserta konfrensi meyakini bahwa program seperti 'Republik Mimpi' akan meningkatkan political efficiancy warga negara, khususnya segmen anak muda. Keyakinan itu terlihat dari komentar para pengamat dari Amerika dan Eropa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atas penghargaan ini, dosen komunikasi UI ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua stasiun TV yang telah menayangkan dan mempopulerkan pragram Republik Mimpi. Meski demikian, dia menyayangkan masih adanya rasa khawatir dari pemilik TV dan pemasang iklan karena sifatnya yang kritis dan mengugah ini.
"Selain program 'Republik Mimpi', program TV yang mendapatkan penghargaan dari Asia adalah program TV dari Korea. Sertifikat internasional untuk 'Republik Mimpi' akan kami pasang di Program Pascasarjana Komunikasi UI," paparnya.
Acara International TV Conference ke-32 yang tahun ini digelar di Warsawa, Polandia diikuti oleh ratusan pengamat, kritikus, produser dan artis-artis TV dari berbagai penjuru dunia. Peserta dari Indonesia yang ikut hadir dalam acara ini adalah Effendi Gazali Ph.D, Dedy Nur Hidayat Ph.D. dan Pinckey Triputra Ph.D.
Forum internasional kali ini mengangkat isu Television in Public Interest and Televising Modern Society. Konferensi ini juga memutar dan mendiskusikan program-program TV yang dianggap berpengaruh, inovatif, dan berkualitas dari seluruh dunia. Umumnya yang dipilih oleh para shopsteward (juri) adalah program-program TV Publik yang lebih ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup publik.
(yid/mad)