Demokrasi Pilihan Terbaik untuk Indonesia

Kuliah Umum di Budapest

Demokrasi Pilihan Terbaik untuk Indonesia

- detikNews
Kamis, 14 Mei 2009 01:36 WIB
Budapest - Demokrasi satu-satunya bentuk pemerintahan yang cocok dengan kondisi masyarakat Indonesia. Bagi Indonesia yang multiagama dan multikultural pilihan terbaik adalah bukan negara agama.

Hal itu ditekankan oleh Dubes RI Mangasi Sihombing dalam sebuah kuliah umum di Universitas Teologia Lutheran Hungaria di Budapest, seperti disampaikan Koordinator Fungsi Pensosbud Patricia Silalahi kepada detikcom (13/5/2009).

"Bukan negara agama, melainkan negara Pancasila, sekalipun salah satu agama yang ada dianut oleh mayoritas penduduk," demikian Sihombing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dijelaskan latarbelakang Indonesia menjadi multietnik karena moyang bangsa Indonesia datang dari Asia dalam beberapa periode yang berbeda, bahkan sebagian berbaur dengan orang-orang Wajak yang fosil-fosilnya ditemukan di Desa Trinil.

Ratusan etnik Indonesia masing-masing memiliki bahasa sendiri, namun dipersatukan oleh sebuah lingua-franca, yaitu bahasa Indonesia yang berbasis bahasa Melayu.

Lebih lanjut Sihombing juga menerangkan mengenai masuknya agama-agama besar ke Indonesia sehingga bangsa Indonesia menjadi multiagama. Sementara itu sebagian kecil masyarakat Indonesia masih menganut kepercayaan asli yang diwariskan nenek moyang.

Menurut Sihombing dialog lintas agama yang dari sejak dulu sudah dilaksanakan bangsa Indonesia merupakan wujud demokrasi. Dialog ini membahas masalah-masalah yang dihadapi bersama, sehingga kerukunan, rasa aman dan damai tidak terganggu tetapi terpelihara dengan baik.

Dalam demokrasi terdapat perlindungan kepentingan minoritas. Jadi demokrasi bukan hanya sekedar pemerintahan oleh mayoritas. Demokrasi merupakan jalan mewujudkan kesejahteraan semua warga negara, baik menyangkut kepentingan jasmani dan rohani.

"Karena itu bangsa Indonesia telah memasukkan ke dalam Undang-Undang Dasar berbagai ketentuan yang menjamin secara luas hak-hak azasi manusia, termasuk kebebasan beragama dan menjalankan ibadah," demikian Sihombing.

Kuliah umum ini dihadiri oleh 43 orang, terdiri dari mahasiswa calon pendeta, rektor dan sejumlah dosen termasuk Uskup Lutheran Dr. Tamas Fabiny dan Dirjen Urusan Agama Budapest. Di Hongaria, umat Lutheran termasuk kelompok minoritas di tengah-tengah umat Katolik yang mayoritas.
(es/es)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads