MusΓ©e du Louvre, begitulah masyarakat Paris menyebut museum nasional yang dahulu adalah istana raja Prancis ini. 8,5 Juta pengunjung datang setiap tahun untuk melihat lebih dari 35.000 benda seni dan bersejarah. Namun yang paling menjadi maha karya di museum ini adalah lukisan Monalisa karya Leonardo da Vinci.
Louvre berada tepat di jantung kota Paris, 1er Arrondissementatau distrik nomor satu, tepat di tepi Sungai Seine. Louvre adalah museum yang sangat luas yang terbagi menjadi 3 bagian membentuk huruf βUβ, yaitu sayap
Richelieu menghadap Utara, sayap Sully yang menghadap Timur dan sayap Denon yang menghadap Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal antre, jangan ditanya. Para turis harus maklum dengan antrean mengular untuk masuk ke museum dan mengantre tiket seharga 9 Euro atau Rp 135 ribu. Namun ada kiat khusus. Datanglah ke Louvre pada hari Rabu atau Jumat setelah jam 18 teng. Tiket dijual hanya 6 Euro atau Rp 90.000 dan museum sudah lebih sepi untuk dijelajahi.
Detikcom berkunjung pada Rabu (29/4/2009). Benar saja, tidak ada antrean
mengular di luar piramida kaca. Brosur panduan berbahasa Inggris tidak berebutan diambil di pusat informasi. Antre tiket pun tidak panjang dan saya langsung mengincar benda paling penting di Louvre, Monalisa.
Dari lobi utama di bawah lapangan Napoleon, pengunjung bebas memilih mau
menjelajah Louvre dari sisi yang mana. Tanpa basa basi saya langsung menuju Sayap Denon, Lantai 1, Ruang 6, tempat dipajangnya Monalisa. Pakai lift saja agar tidak jauh berjalan.
Sayap Denon lantai 1 adalah lokasi lukisan-lukisan karya seniman ternama di
Italia. Namun Monaliisa punya tempat paling istimewa. Dia menempati sendiri sebuah dinding di tengah Ruang 6. Ternyata, lukisan Monalisa hanya berukuran 77 x 53 cm atau sedikit lebih besar dari foto studio 24 R. Ditambah dengan tampil sendirian di dinding, Monalisa tampak semakin mungil.
Namun para penggemarnya sungguh luar biasa. Walaupun sudah petang, masih ada sekitar 30 orang mengerumuni Monalisa. Sebagai pengamanan, dipasang tali dengan jarak radius 3 meter agar pengunjung tidak terlalu dekat. Monalisa pun ditutup dengan kaca. Sementara seorang satpam museum mengamati tingkah laku pengunjung.
Meskipun aturan museum melarang penggunaan lampu blitz dari kamera, pengunjung seolah tidak peduli. Kilatan blitz sahut menyahut di hadapan lukisan perempuan bernama asli Lisa del Giocondo ini. Satpam pun tampak
santai-santai saja.
Namun situasi ini lebih mendingan daripada mendatangi Monalisa di puncak
kepadatan pengunjung. Sore itu, pengunjung masih bisa bergantian berfoto di depan Mona Lisa. Kalau pagi hari, mana bisa berdekatan dengan Monalisa seperti ini.
Selain Monalisa, masih banyak maha karya di Museum Louvre. Di dekat Monalisa misalnya, di ruang 5, ada lukisan Da Vinci lainnya yaitu Madonna of The Rocks. Lukisan yang semakin ngetop bersama Monalisa, setelah diangkat dalam novel The Da Vinci Code karya Dan Brown. Ini adalah lukisan yang ditolak Gereja karena Da Vinci melukiskan bayi Yesus hormat terhadap bayi John dan bukan sebaliknya. Versi perbaikan dari lukisan ini dipajang di Galeri Nasional London.
Selain itu masih ada beberapa benda maha karya dan bersejarah antara lain
mahkota Raja Louis XV, patung Firaun Ramses II, prasasti Kode Hammurabi, maha karya seni Islam dan berbagai koleksi mumi dan Sphinx. Rupanya tidak cukup waktu seharian penuh menjelajah 35 ribu benda seni dan bersejarah di Louvre. Pengunjung harus bijak memilih apa yang mau mereka lihat.
Jika puas berkeliling jangan lupa membeli oleh-oleh. Lukisan repro Monalisa
edisi resmi tersedia di toko souvenir Museum Louvre dalam berbagai ukuran dan harga yang terjangkau. Jangan lupa pula La Pyramide Inversee atau piramida kaca terbalik di dekat toko souvenir. Dan Brown masih dalam novelnya The Da Vinci Code mengklaim di bawah piramida terbalik ini ada makam Maria Magdalena. Anda berhak tidak percaya, tapi berfoto di piramida terbalik ini jangan dilewatkan.
(fay/anw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini