Kapolres Rokan Hulu (Rohul), Riau, AKBP Ersadwi Rusdiyanto menyebut pihaknya tengah memburu pelaku pembunuhan sadis sekeluarga di Desa Mahato, Kecamatan Tambusai Utara, Rohul. Pihak kepolisian juga telah memeriksa 12 orang saksi.
βSaksi yang kita mintai keterangan itu, semuanya berasal dari warga desa setempat baik tetangga maupun saudara korban,β kata Rusdiyanto, Sabtu (25/4/2009).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari olah TKP serta keterangan sejumlah saksi dan barang bukti yang kita amankan, kita telah mengarah pada seseorang tersangka dalam kasus ini. Yang pasti saat ini tim tengah memburu pelakunya. Sekarang jangan dulu kita sebutkan identitasnya, karena tim tengah bekerja. Nanti kalau sudah tertangkap, kita beritahukan semuanya kepada wartawan,β kata Rusdiyanto.
Sedangkan proses otopsi terhadap keempat jenazah juga sudah dilakukan oleh tim forensik RS Bhayangkara Polda Riau di RSUD Pasirpengaraian, Ibukota Rohul. Jasad korban juga sudah diserahkan kepada keluarganya dan telah dikebumikan di desa tersebut.
Pembunuhan sadis itu menimpa satu keluarga yakni, Ahmad Salawa (45), istrinya, Neli Siregar (35), dan dua putri mereka, yakni Sagita (8) dan Pujianti (7). Mereka dibunuh pada Rabu (22/04/2009) sore hari. Mereka ditemukan warga sudah tidak bernyawa di dalam rumahnya.
Ahmad selaku kepala keluarga tewas mengenaskan dengan bacokan di leher serta kakinya. Istrinya yang tengah hamil juga tewas dengan dua bekas bacokan menyilang di wajhanya dan tangan kirinya terputus.
Sagita, putri sulungnya, juga tewas luka bacokan di lehernya serta sekujur tubuhnya. Yang paling tragis, si bungsu Pujianti yang tewas disabet benda tajam di lehernya sehingga kepalanya terpisah dari badannya.
Peristiwa ini pertama kali diketahui Monang Siregar yang tidak lain saudara Neli. Monang berniat berkunjung ke rumah kakaknya. Ketika hampir sampai di rumah korban, Monang heran tidak mendengar suara gaduh kedua ponakannya yang dikenal periang sebagaimana biasanya.
Saat akan masuk ke rumah yang pintunya tidak tertutup sore itu, alangkah terkejudnya dia melihat isi rumah. Darah segar berceceran di mana-mana. Dia melihat abang iparnya, kakaknya, serta dua ponakannya yang periang itu terkapar di ruang tamu dengan kondisi mengenaskan. Dari sana Monang melaporkan kasus ini ke tetangga serta ke pihak kepolisian.
(cha/sho)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini