Mengapa Mulyadi Berani Bunuh Elen?

Pembunuhan di Pacific Place

Mengapa Mulyadi Berani Bunuh Elen?

- detikNews
Senin, 13 Apr 2009 14:08 WIB
Jakarta - Hampir 1 bulan misteri kematian Bernadette Helen (22) yang tewas dengan mengenaskan di Pacific Place, Selasa, (17/3/2009) menyelimuti benak warga
Jakarta. Beberapa hari lalu, Polda Metro Jaya menangkap Mulyadi yang diduga
pelaku pembunuhan sadis tersebut. Meski demikian, mungkinkah dia pelakunya?

Sebagai seorang satpam dia punya akses free area di TKP. Selain itu, dia
juga bisa mempertimbangkan risiko jika membunuh di Pacific Place, tempat dia bekerja, baik melarikan diri dari TKP atau menghilangkan jejak.

Tak hanya itu, dia punya sumber daya untuk membunuh, yaitu kemampuan tubuh
dan senjata yang mematikan. "Dalam melakukan tindak kejahatan, pelaku tak
hanya mempertimbangkan hasil kerja semata, tapi hal-hal lain. Pelaku juga
mempertimbangkan kemampuan target," kata Ahli Psikologi Forensik, Reza
Indragiri Amriel saat dihubungi detikcom, Senin, (13/4/2009).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut dia menjelaskan, jika kecil kemungkinan pelaku merupakan
pembunuh bayaran. Menurutnya, jika dia pembunuh bayaran tak akan melukai
korban dan melakukan pekerjannya dengan efektif dan efisien."Tipe pembunuh
bayaran itu hanya bekerja sesuai target dengan hasil efektif. Lihat saja
pembunuh Nasrudin, efektif dan tak meninggalkan jejak," tambahnya.

Menurutnya, luka yang dia torehkan ke muka korban merupakan ekspresi yang
meluap. Jika pembunuh bayaran, tak akan seceroboh itu. "Dugaan saya, Mulyadi itu murni mau merampok. Tapi panik karena korban melawan. Lalu di bunuh. Dalam statistik kejahatan, dia masuk dalam kategori sampling error pembunuh karena ceroboh," pungkasnya.

Sementara itu, Mulyadi mengaku bahwa tindakan yang dia lakukan atas perintah dari seseorang. Namun dia enggan menyebutkan siapa orang yang menyuruh tersebut.

(asp/anw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads