Mereka yakin tanggul penahan Waduk Pluit tidak akan jebol akibat luapan air.
"Saya yakin (waduk) ini kuat," ujar Wahyu (30) seorang penduduk Sampahan, Pluit, Jakarta Utara kepada detikcom, Senin (30/3/2009).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seandainya pemerintah memerintahkan mereka untuk pindah pun, Wahyu yakin masyarakat di sekitar Waduk Pluit enggan pindah.
"Dulu pernah kita mau digusur. Rumah-rumah ini mau dibakar. Tapi kami pilih tetap di sini," ujarnya sambil menunjuk hamparan rumah kumuh didepannya.
Wahyu mengaku tidak tahu tanah milik siapa yang kini didudukinya. Tapi ia mengaku dulunya tempat ini hanya gundukan sampah. Itulah mengapa daerah ini dinamakan Sampahan.
"Dulu warga sini yang bersihkan. Terus bangun rumah. Kalau pindah mau ke mana lagi," ujar pria berkulit sawo matang ini.
Waduk Pluit tidak hanya dikelilingi pemukiman kumuh. Apartemen mewah, Perumahan elit dan kawasan pertokoan high class juga terletak persis dekat Waduk Pluit. Namun walaupun beda strata sosial, warga yang mampu juga sepikiran dengan Wahyu.
"Saya yakin Waduk Pluit tidak akan sama dengan Situ Gintung. Di sana kan memang sudah tua, dari zaman Belanda," ujar Clara (24) warga salah satu perumahan mewah di Pluit.
(rdf/nwk)