"Kami tidak menemukan alat yang digunakan pelaku untuk menghabisi nyawa korban. Alat itu bisa pisau, pecahan kaca atau benda tajam lainnya," kata Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Firman Santyabudhi akhir pekan lalu.
Menghilangkan jejak alat pembunuhan tentu mudah karena tinggal memasukkan ke pakaian, masuk ke mobil dan lari. Otomatis, anjing pelacak akan kehilangan jejak di parkiran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat hasil kerja pelaku berupa tusukan di leher dan perut pasti darah akan mengucur ke mana-mana. Termasuk ke tubuh korban serta tangan korban. Untuk menghilangkan jejak pelaku, maka ada beberapa cara.
Pertama, ke toilet lantai 6 (toilet gedung bioskop), membersihkan tangan serta berganti pakaian. Tapi langkah ini tentu sangat berisiko karena besar kemungkinan akan diketahui pengunjung mal dan tertangkap CCTV.
Kemungkinan kedua, pelaku telah menyiapkan baju pengganti. Usai membunuh korban, pelaku mengganti bajunya di TKP lalu membawa kabur menggunakan mobil. Jika cara menghilang jejak ini terlalu lama, pelaku tinggal menutup bajunya dengan jaket atau sejenisnya.
"Yang tahu ada lorong itu hanya karyawan," kata saksi petugas cleaning service kepada wartawan di Polsek Kebayoran Baru, sehari usai ditemukannya korban.
Hebatnya, pelaku tak meninggalkan jejak secara kasat mata, ke mana dia pergi usai mengeksekusi korban. Tak ada darah berceceran selain di TKP, baik mengarah ke lorong lantai atasnya, kembali ke lantai 6 atau ke lantai bawahnya. "Darah hanya ada di TKP," ujar seorang sumber detikcom di kepolisian beberapa waktu lalu.
Jika melihat dari cara pelaku menghilangkan jejak, maka kemungkinan pelaku adalah pembunuh profesional. Karena tak tergesa-gesa menghilangkan jejak dan bisa membaca hitung-hitungan waktu di TKP untuk menghilangkan jejak.
Tapi jika memang pelaku adalah pembunuh profesional, siapakah korban sebenarnya sehingga harus pembunuh profesional yang turun tangan?
Elen dihabisi sekitar pukul 14.00-17.00 WIB. Mayatnya ditemukan di tangga darurat lantai 6 menuju lantai 7. Lantai 7 bukan merupakan kawasan publik karena berisi mesin-mesin. Jadi hanya karyawan yang berkepentingan saja yang lewat.
Sebelum tewas, Elen tercatat sebagai karyawati di perusahaan farmasi PT Abbott.
Erman, paman Elen, menyatakan hingga kini belum ada perkembangan dari polisi terkait kasus keponakannya itu. "Belum ada tanda-tanda pembunuhnya tertangkap," ujarnya pada detikcom, Senin (23/2/2009).
(asp/nrl)