Arca Buddha Peninggalan Kerajaan Sriwijaya Raib

Arca Buddha Peninggalan Kerajaan Sriwijaya Raib

- detikNews
Kamis, 12 Mar 2009 09:00 WIB
Palembang - Pencurian benda purbakala di Indonesia kian marak saja saat ini. Sebuah arca Buddha dari perunggu peninggalan Kerajaan Sriwijaya abad IX yang tersimpan di ruang pameran Museum Balaputradewa, Palembang, raib.

Arca yang diperkirakan nilainya ratusan juta rupiah ini, bila diperjualbelikan di kalangan kolektor benda bersejarah, menghilang dari tempatnya sejak Senin 9 Maret lalu. Akan tetapi, peristiwa tersebut tapi baru diketahui pihak kepolisian sejak Rabu 11 Maret kemarin.

Kepolisian menduga, kuat kemungkinan ada keterlibatan orang dalam yang terorganisir dalam jaringan atau sindikat internasional jual beli benda bersejarah. Sementara Balai Arkeologi Palembang menyebut, kemungkinan arca tersebut telah dibawa ke Bali untuk diselundupkan ke Eropa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Museum Balaputradewa, M Syafei Wahid,
kepada pers, Kamis (12/03/2009) mengatakan, hilangnya arca ini memang belum
dilaporkan kepada pihak berwajib sebab pihaknya masih melakukan inventaris.

"Kita masih melakukan invetaris terhadap benda-benda bersejarah di museum. Pagi ini kita akan laporkan," kata Syafei.

Arca itu selama ini berada dalam plakat yang dipajang di lemari pameran di ruang II museum Balaputradewa. Arca itu ditemukan di Bukit Seguntang Palembang oleh seorang anak kecil. Dalam plakat ini juga disebutkan, Arca identifikasi tangan yang diletakan di atas paha dalam keadaan tapak tangan ke atas dan mudra atau jnana mudra yang diwujudkan sebagai Budha, dengan posisi sedang duduk di atas Padmasana. Sementara kaki berada dalam sikap pralambhavadasana atau duduk bersila.

Kepala Balai Arkeologi Palembang, Nurhadi Rangkuti, mengatakan, arca tersebut adalah peninggalan Kerajaan Sriwijaya pada abad ke IX yang ditemukan di kaki Bukit Siguntang tahun 1991.

"Bisa jadi dijual ke luar Indonesia. Jalur biasanya dibawa ke Bali kemudian ke Eropa. Yang sudah-sudah pencurian seperti itu dilakukan oleh jaringan internasional," katanya.

Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Abdul Ghafur melalui Direktur Reskrim
Polda Sumsel, Kombes Pol Artsianto Darmawan, mengatakan, belum menerima laporan dari pihak museum dan hingga saat ini masih menunggu penjelasan. Tetapi sebagai pihak berwajib pihaknya tetap melakukan penyelidikan dan penyidikan.

Direskrim menduga, kuat kemungkinan ada keterlibatan orang dalam dan perlu
didalami. Bisa saja penjualan ini melibatkan para pelaku yang sudah memiliki
jaringan atau semacam sindikat.

"Sehingga jika ada laporan maka hilangnya benda bersejarah itu akan segera kita usut. Kita akan mendatangkan saksi ahli atau orang yang ahli dibidangnya untuk memberikan keterangan dan kita akan segera melakukan penyidikan," katanya.

Satu keanehan adalah pintu masuk ke gedung yang diberi terali besi tidak dirusak sama sekali. Ada informasi, jajaran Intelkam Poltabes Palembang telah mendatangi lokasi dan mengindetifikasi TKP. (tw/irw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads