"Saya takut setelah masuk Basarnas karena tahu mana yang berbahaya," ujar Anggota Basarnas M.Ahmad Firdauzy kepada detikcom, di Kantor SAR Jakarta Gedung 628, Bandara Soekarno-Hatta, Tanggerang, Senin (3/3/2009).
Ahmad mencontohkan, ketika melihat ada orang yang tercebur ke sumur, mungkin bagi orang awam akan langsung menolong. Tapi bagi anggota Basarnas karena sudah mendapat pelatihan, sudah tahu bila d sumur itu ada gas racun dan korban tidak mungkin langsung ditolong begitu saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
menurut Ahmad, tergabung dalam satu tim yang peduli terhadap sesama sangat memberi pengalaman berharga dalam hidupnya yang mungkin tidak dimiliki oleh orang pada umumnya.
"Saya bisa cerita bagaimana mengangkat mayat yang sudah parah kondisinya. Orang akan bengong, itu pengalaman," imbuhnya.
Ahmad mengaku hampir tidak ada duka yang dirasakan ketika terjun ke lapangan untuk memberi bantuan. Hanya perasaan suka dan bangga ketika berhasil menolong orang yang tertimpa bencana.
"Banyak sukanya dibanding duka. Karena saya jadi banyak teman," tuturnya.
Diapun sudah merasa kerasan dengan profesi yang sudah dijalaninya hampir 5 tahun. Dari segi pendapatan bagi Ahmad sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
"Cukuplah, gajinya seperti PNS," pungkasnya. (did/ndr)