Menyusuri Kota Tua Dresden

Laporan dari Jerman

Menyusuri Kota Tua Dresden

- detikNews
Senin, 23 Feb 2009 07:50 WIB
Dresden - Merasakan suasana khas Eropa tidaklah lengkap tanpa menikmati bangunan-bangunan antiknya. Kunjungilah kota Dresden di Jerman. Kota tuanya akan membawa pengunjung seolah kembali ke abad 18.

Terletak di tepi lembah sungai Elba, Dresden memang menjadikan wisata sejarah sebagai daya tarik turisme.Β  Ibukota negara bagian Sachsen (Saxony) ini mampu menarik hampir 10 juta turis setiap tahunnya. Saya berkesempatan mengunjunginya pada Sabtu (21/2/2009).

Apa sajakah yang bisa dinikmati di kota tua ini? Para turis biasanya memulai dari Istana Zwinger, daya tarik utama Dresden. Zwinger adalah istana yang didirikan oleh Raja Polandia Augustus the Strong dalam rentang tahun 1710-1728. Dresden memang pada masa itu termasuk dalam wilayah Polandia dan bukan Jerman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zwinger bangunannya berbentuk segi empat dengan taman di tengahnya. Bangunan ini dulunya adalah galeri lukisan, patung dan persenjataan kerajaan. Hari ini, Zwinger menjadi tempat untuk 6 museum antara lain museum lukisan,Β  porselen,Β  persenjataan, dan peralatan astronomi dari abad ke 13 hingga abad 17.

Puas berkeliling Zwinger, para turis keluar menuju alun-alun yang sangat luas. Suasana abad ke 18 pun langsung terasa. Dalam sapuan mata, yang ada adalah deretan bangunan dari masa silam. Jika menghadap ke sungai Elbe, di sebelah kiri ada gedung opera bernama Semperoper yang dibangun pada 1841. Di sebelah kanan ada Residenzschloss yang merupakan istana kediaman raja sampai 1918.

Perjalanan menyusuri kota tua akan berlanjut ke samping Residenzschloss. Di situ ada lukisan mural dinding atau mural berukuran raksasa sepanjang 102 meter, yang bernama Fuerstenzug. Lukisan ini bercerita tentang urutan silisah raja-raja Saxony dalam gambar para raja menunggang kuda. Lukisan Fuerstenzug yang besar dan dominan membuat jalan di sampingnya menyatu seperti sebuah lorong waktu.

Satu blok selepas Fuerstenzug, kita sampai pada ujung penelusuran kota tua Dresden, Gereja Frauenkirche nan cantik. Ini adalah gereja Protestan yang dibangun pada 1726 pada masa raja Augustus the Strong.Β  Arsitektur bergaya baroque dan lukisan indah di langit-langit gereja, menjadi magnet para pengunjung.

Walaupun hari ini Dresden tampak cantik, tidak ada yang menyangka kota ini pernah hancur lebur. Pada saat Perang Dunia II, pesawat-pesawat Inggris membombardir seluruh kota untuk melumat kekuatan Nazi Jerman. Berbagai bangunan bersejarah termasuk Frauenkirche, tinggal puing-puing belaka.

Sejak usai PD II, warga Dresden pun berjuang puluhan tahun merenovasi kotanya. Yang terakhir adalah Frauenkirche yang direkonstruksi bata demi bata dan selesai Oktober 2005. Rasa cinta terhadap bangunan bersejarah ini patut diacungi jempol. Suatu hal yang ironi di tanah air, jika melihat bangunan bersejarah digusur untuk dijadikan mall.

(fay/rdf)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads