Limbah B3 Cemari Pantai Timur Riau

Limbah B3 Cemari Pantai Timur Riau

- detikNews
Senin, 16 Feb 2009 15:09 WIB
Pekanbaru - Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) selama dua pekan terakhir mencemari kawasan pantai timur Riau. Limbah ini diduga berasal dari pembuangan pembersihan kapal tangker di Selat Malaka.

Hal tersebut dikatakan Kepala Bidang Pemantauan dan Pengendalian, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten, Bengkalis, Riau, Zainal Zahari saat dihubungi detikcom, Senin (16/02/2009).

Menurutnya, limbah B3 ini telah mencemari pantai Selat Asam dan Selat Baru Kecamatan, Bantan, Kabupaten Bengkalis. Dalam dua pekan terakhir ini limbah tersebut masih mengotori bibir pantai dalam bentuk gumpalan hitam yang jumlahnya sangat banyak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya kita mengira gumpalan minyak B3 ini berasal dari sejumlah perusahaan Migas di Bengkalis. Namun setelah dilakukan pemeriksaan ternyata tidak. Dari sanalah kita menduga kuat bahwa limbah berbahaya ini berasal dari kapal tanker yang membuang limbahnya di Selat Malaka," kata Zainal.

Menurutnya, pembuangan di perairan Selat Malaka ini merupakan unsur kesengajaan kapal tanker. Dan biasanya pembungan itu dilakukan saat arus laut mengarah ke utara. Dengan demikian, setiap limbah yang dibuang di Selat Malaka akan sampai ke pantai timur  Riau.

"Kasus pembungan limbah B3 ini bukan kali pertama terjadi di tempat kami.Setiap musim angin utara pasti ada saja limbah B3 yang masuk ke wilayah kita. Hanya saja kali ini volumenya lebih banyak," kata Zainal.

Dia menjelaskan, limbah B3 ini dapat merusak hutan mangrove dan biota laut. Saat air pasang, dengan sendirinya gumpalan limbah itu menempel di hutan mangrove. Begitu air surut, limbah tersebut menempel di pohon mangrove.

"Saat air surut  gumpalan limbah ini juga tertinggal di bibir pantai. Biota laut juga akan rusak akibat sebaran limbah B3 itu," kata Zainal.

Kasus pencemaran limbah B3 di pantai Riau ini, lanjut Zainal, sudah mereka laporkan ke KLH. Mereka juga berharap KLH, dapat menurunkan timnya ke Riau untuk menangani kasus pencemaran pantai tersebut.Hal itu dibutuhkan, karena keterbatasan peralatan dan SDM di BHL Bengkalis.

"Kita berharap pemerintah pusat dan NGO internasional untuk menyerukan agar kapal-kapal tanker yang melintas di Selat Malaka tidak membuang limbah B3-nya. Sebab, yang dirugikan tidak hanya Indonesia saja, tapi juga dunia internasional," kata Zainal.

Dia juga menjelaskan bahwa saat ini timnya tengah mengumpulkan limbah B3 itu. Pengumpulan limbah ini juga dilakukan sangat berhati-hati. "Kita belum dapat menjelaskan berapa banyak limbah B3 yang sudah berberhasil dikumpulkan.Karena tim kita masih bekerja di lapangan," tutup Zainal. (cha/djo)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads