Perjalanan menyusuri sisa tembok Berlin menjadi menu wajib para turis. Ada sejumlah titik yang bisa didatangi. Saya memutuskan untuk memulai perjalanan dari Monumen Brandenburger Tor pada Minggu (15/2/2009).
Istilah 'membelah' Berlin sebenarnya tidak cocok untuk tembok ini. Sejatinya tembok yang mulai dibangun pada 13 Agustus 1961 ini mengelilingi secuil wilayah Jerman Barat di tengah-tengah Jerman Timur, yaitu wilayah Berlin Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, pusat aksi massa saat tembok Berlin diruntuhkan saat itu adalah di depan Monumen Brandenburger Tor. Ribuan orang berdemonstrasi di sekitar monumen bergaya Yunani kuno ini sambil memanjat Tembok Berlin.
Namun kini yang tersisa di depan Brandenburger Tor adalah sebuah garis yang terbuat dari paving blok, menandai bekas pondasi tembok Berlin. Sementara di seberang monumen ada prasasti buatan masyarakat untuk mengenang mereka yang gugur saat mencoba menerobos tembok.
Jejak Tembok Berlin bisa diikuti oleh para turis. Saya memutuskan untuk menyusuri ke arah Postdamer Platz. Tembok ini dalam sejarahnya dibangun dengan menabrak bangunan apa saja yang dianggap perlu. Menjelang Postdamer Platz yang berjarak 500 meter, garis bekas pondasi ini berpindah-pindah dari jalan raya ke trotoar termasuk menembus gerai kopi Starbuck.
Di Postdamer Platz yang merupakan kawasan niaga ala Thamrin, terdapat sisa tembok Berlin. Tembok ini bukanlah merupakan tumpukan batu bata, melainkan beton cetak dengan ukuran 3,6 x 1,2 x 0,3 meter setiap segmen. Di Postdamer Platz ada 7 segmen yang dipertahankan, dilukis dan dilengkapi dengan papan informasi.
Namun kondisinya jauh dari kata bersih. Tembok Berlin dibiarkan penuh dengan coretan pengunjung. Ratusan sisa permen karet memenuhi tepi tembok. Entah bagaimana pengunjung bisa kompak menempelkan permen karet di tempat yang sama selama bertahun-tahun.
Penelusuran saya berujung di East Side Gallery. Kalau ada bagian paling panjang dari sisa Tembok Berlin, inilah tempatnya, dengan rentang 1,3 km di jalan Mohrenstrasse sampai bertemu Stasiun Ostbahnhof. Sisa tembok Berlin di sini disebut galeri karena dihias dengan sekitar 106 lukisan dinding atau mural dari berbagai artis.
Namun sayangnya, kondisinya juga buruk. 2/3 Lukisan mural dalam kondisi rusak tergerus cuaca, selain juga tangan jahil yang mencongkel tembok berlin, grafiti dan coretan tangan pengunjung. Upaya renovasi sempat dilakukan pada 2000 dan akan dilanjutkan pada 2008.
Souvenir
Urusan congkel-mencongkel sisa Tembok Berlin adalah cerita lama. Para turis berusaha mendapatkan bukti fisik sisa dari Tembok Berlin dengan cara apapun. Karena itu tak heran jika serpihan Tembok Berlin menjadi salah satu souvenir favorit dari Berlin. Bentuk souvenir ini mulai dari magnet kulkas seharga 5 Euro sampai pajangan meja besar yang dibandrol 40 Euro.
Sebagian toko souvenir memasang sertifikat kalau serpihan tembok yang dijual adalah asli. Sebagian lagi tanpa sertifikat. Meski demikian, apakah masuk akal kalau mereka tidak pernah kehabisan serpihan 'Tembok Berlin' selama hampir 20 tahun? (fay/sho)