Anggota Otoritas Ulama Sudan, badan berpengaruh di Sudan yang terdiri dari para pemimpin agama Islam, menyerukan kaum wanita dan pria untuk mengabaikan event 14 Februari.
"Valentine's Day berasal dari negara-negara Barat. Saya serukan muslim untuk tidak meniru umat Kristen," kata pendakwah Sheikh Hassan Hamid dalam statemen seperti dilansir kantor berita Reuters, Jumat (13/2/2009).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perayaan Valentine's Day beberapa tahun terakhir kian populer di kalangan mahasiswa dan kaum muda di Khartoum, ibukota Sudan. Kartu-kartu Valentine bisa didapatkan di toko-toko di Khartoum.
Pasangan muda juga kerap duduk-duduk di taman dan di sejumlah restoran cepat saji di kota tersebut. Ulama lainnya, Al-Muhalab Barakat menegaskan, kaum muda Sudan hendaknya tidak menghabiskan waktu mereka dengan berkeliaran di taman-taman kota pada Valentine's Day.
"Ini cuma bagian dari kultur Barat yang tidak seharusnya diikuti di Sudan," tegas Barakat. "Kaum muda yang pergi ke taman bersama gadis-gadis muda hingga tengah malam bisa melakukan kesalahan," pungkasnya. (ita/iy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini