Hal ini disampaikan Kapolres Cimahi AKBP Purwolelono melalui pesan singkat kepada wartawan, Senin (9/2/2009).
Dalam pesan singkatnya, Purwolelono menyatakan ada surat izin yang masuk tanggal 5 Februari 2009 ke Desa Pagerwangi. Surat tersebut ditandatangani ketua Ikatan Mahasiswa Geodesi (IMG) M. Gunawan Raditya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus tewasnya Dwi Yanto, mahasiswa Fakultas Teknik Geodesi, diseriusi oleh pihak rektorat. Saat ini, Rektorat ITB menggelar rapat khusus membahas hal ini.
Tiba di Boroomeus, Dwi Sudah Tewas
Dwi tewas saat mengikuti Ospek di Gunung Batu Desa Pagerwangi Kecamatan Lembang, Minggu (8/2/2009) dini hari. Jenazah sempat dilarikan ke RS Borromeus Bandung. Namun, saat tiba di RS itu pukul 03.15 WIB, Dwi sudah tidak bernyawa.
Jenazah sempat disemayamkan di rumah duka RS Borromeus, sebelum pihak keluarga datang. Pihak keluarga tiba di RS itu pada pagi hari dan mengambil jenazah Dwi pada pukul 10.00 WIB, Minggu (8/2/2009). Jenazah dibawa tidak menggunakan mobil ambulance, namun mobil ITB.
Dua Karangan Bunga untuk Dwi
Atas kematian Dwi, saat ini dua karangan bunga telah terpajang di tengah jalan pintu masuk utama ITB. Salah satu karangan bunga tersebut mengatasnamakan Keluarga Mahasiswa ITB. Tulisannya, "Turut Berduka Cita Atas Meninggalnya Dwiyanto Wisnugroho Mahasiswa Teknik Geodesi Angkatan 2007"
Sementara karangan bunga lainnya dari Mahasiswa Fakultas Ilmu dan Metodologi Kebumian dengan ucapan yang sama, namun sedikit berbeda dalam penulisan nama korban. Fakultas Ilmu dan Metodologi Kebumian menuliskan Dwiyanto Nugroho.
Belum ada kejelasan bagaimana penulisan nama korban: apakah Dwi Yanto, apakah Dwiyanto Wisnugroho, atau Dwiyanto Nugroho. Belum ada penjelasan dari pihak rektorat mengenai penulisan nama yang benar.
Berita lengkap mengenai tewasnya mahasiswa ITB saat Ospek ini bisa diikuti di: detikBandung. (ern/asy)











































