Jubir Kepresidenan Andi Mallarangeng melalui telepon menyatakan posisi SBY dalam masalah ini hanyalah penerima. Sebuah bentuk kehormatan besar bahwa ITB menganugerahkan gelar hononis causa pada SBY di acara Dies Natalis ke-22 pada 2 Maret 2009.
"Di dalam hal ini kita dalam posisi kita adalah penerima. Itu kan sebuah kehormatan, apalagi ITB salah satu perguruan tinggi terbesar di Indonesia," kata Mallarangeng yang sedang dalam perjalanan menuju Surabaya, Jumat (6/2/2009).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin saja itu, tapi saya tidak tahu persis," ujar dia.
Sejumlah pihak menduga rencana penganugerahan gelar honoris causa pada SBY sarat kepentingan politik praktis kalangan rektorat ITB. Yaitu masuk dalamΒ dalam kabinet pemerintahan SBY periode berikutnya, seperti pendahulunya, Kusmayadi Kadiman yang terpilih duduk sebagai Menristek Kabinet Indonesia Bersatu .
Bakal capres Rizal Ramli dan Fajroel Rahman yang juga alumni ITB mempertanyakan alasan pemberian gelar kehormatan itu. Menurut mereka SBY tidak punya sumbangsih keilmuan apa pun pada ITB sehingga ITB tidak perlu memberikan gelar kehormatan tersebut.
Jauh sebelum ini Presiden SBY sudah mengantongi gelar doktor di bidang ilmu ekonomi pertanian dari IPB, tempatnya menyelesaikan pendidikan pasca sarjana. Universitas Andalas, Padang, pada September 2006 lalu juga anugerahkan gelar doktor honoris causa di bidang Pembangunan Pertanian Berkelanjutan.
Pada tahun yang sama Universitas Keio, Tokyo, Jepang, menganugerahkann gelar honoris causa bidang pemerintahan pada Presiden SBY. Sedangkan gelar kehormatan serupa untuk bidang hukum dianugerahkan oleh perguruan tinggi di AS dan Thailand.
(lh/nrl)