Setelah mengklaim kemenangan dalam bentrok bersenjatanya dengan Israel beberapa waktu lalu, Hamas bertekad menguasai Palestina dan menentang kepemimpinan Abbas dari faksi Fatah. Ribuan pendukung Hamas menggelar aksi di Gaza, Jumat, 30 Januari, untuk mendukungan pembaharuan kepemimpinan tersebut.
Menurut pemimpin Hamas Khalil al-Hayya, PLO telah 'mati.' "Sudah saatnya rakyat Palestina memiliki pemimpin baru. Kita akan terus memperjuangkan para pengungsi dan Jerusalem. Kita tidak akan menyerahkan hak-hak kita. Ini saatnya bagi rakyat kita untuk melihat kepemimpinan baru yang menegakkan perlawanan dan senapan," serunya di hadapan para pendukung Hamas seperti dikutip Reuters, Jumat (30/1/2009).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Mahmoud Abbas yang memimpin PLO dan menguasai wilayah West Bank dengan 2,5 juta penduduk Palestina menuding Meshaal mencoba 'meruntuhkan bangunan yang telah dibangun sejak 44 tahun lalu.'
"Jika dia (Meshaal) ingin menghancurkan bangunan ini dia tak akan sanggup karena tidak ada satupun warga Palestina maupun warga lain yang mendukungnya," ujar Abas kepada wartawan di Ramalah.
Fatah merupakan faksi terkuat dari 11 faksi yang ada di PLO. Faksi-faksi ini memang lebih moderat dibanding Hamas. Sejak 1993 mereka telah menandatangani serangkaian kesepakatan damai dengan Israel.
Sementara Hamas merupakan faksi militan yang tidak mau mengakui eksistensi Israel sama sekali dan memilih perjuangan senjata. Karena sikapnya ini, Hamas dijauhi oleh negara-negara yang terlibat perundingan damai dalam konflik Timur Tengah. (sho/sho)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini