"Kalau ceramah pakai celana dalam di halaman rumah. Pengikutnya ada 30-40 orang, dan setiap jemaat muhrim atau bukan muhrim kalau ketemu selalu berciuman. Tapi mereka juga menggelar pengajian," kata Haji Nagan, warga Kp Rawa Aren RT 07/12, Aren Jaya, Bekasi Timur saat ditemui di lokasi, Rabu (28/1/2009).
Agus, putra pasangan Rosyid dan Suriyem ini sudah menikah dengan Sutari dan telah memiliki 3 orang anak. Hingga kemudian pada 2002, warga mulai resah dan mengusir Agus dan kelompoknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus tinggal di rumah sederhana berlantai satu. Berpagar kayu dan bata, halaman rumah berukuran 5x10 meter. Ada sebuah tiang bendera di halaman.
"Setiap tanggal 17 Agustus, dia dan pengikutnya melakukan upacara di halaman rumah. Dia memakai jubah merah dan topi," tambahnya.
Agus, pimpinan aliran sesat Satria Piningit Weteng Buwono ini kini masih diburu polisi. "Pengikutnya dari mana-mana, dari Serang, Banten, Cikarang, dan Karawang," ungkap warga lainnya, Yaya Rohayati.
Hanya seorang warga sekitar yang ikut aliran Agus. Orang tersebut yakni Kapten Khairul Akhmad, seorang nakhoda kapal pesiar yang kerap berlayar ke luar negeri.
Seorang tetangga menyebutkan, Khairul ikut aliran tersebut karena istrinya Masmawati yang menderita sakit berhasil disembuhkan Agus. Dan ditengarai, Khairul yang selama ini membiayai kelompok Agus.
"Mungkin Agus menjadi semacam guru spiritual," tambah Yaya.
Rumah Agus, tempat awal berdiri kelompoknya, kini seolah sepi. Menurut warga kini Kakak Agus, Ika dan suaminya Sukardi yang menempati rumah tersebut. Namun saat diketuk pintu rumah, tidak ada seorang pun yang keluar. Padahal tampak pakaian bergelantungan dijemur di halaman.
(ndr/gah)











































