Upacara peresmian dua KRI tersebut selain ditandai dengan penaikan bendera merah putih, ular-ular perang dan lencana perang di KRI juga ditandai dengan penyematan tanda jabatan oleh Panglima TNI kepada Komandan KRI Krait-827 Kapten Laut (P) Agus Darmawan dan Komandan KRI Tarihu-829 Kapten Laut (P) Tonny Sumarno.
Panglima TNI dalam amanatnya mengatakan, sebagai negara kepulauan atau negara pantai terbesar dan terpanjang, sudah sewajarnya apabila Indonesia memiliki tanggung jawab yang besar pula. Apalagi biila dikaitkan dengan karakter perairan wilayah Indonesia yang amat beraneka ragam. "Kita memiliki laut terbuka, setengah tertutup dan ada juga yang tertutup," kata Panglima sesuai siaran pers TNI AL yang diterima detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul, KRI Krait-827 KRI Tarihu-829 tersebut bertonase 190 DWT dengan jarak jelajah sekitar 2.500 mil, memiliki jangkauan Radar dan komunikasi yang sudah cukup luas, panjang 40 m, lebar 7,3 m dan dilengkapi dengan persenjataan meriam Twin barrel dan 2 buah senapan mesin berat 12,7 mm. Kecepatan kapal bisa mencapai 25 knot.
Keunggulan kapal buatan anak bangsa berbahan baku alumunium itu adalah dari sisi efektivitas, bahan baku bangunan kapal KRI Krait-827 yang terbuat dari bahan Glass Fiber Reinforced (GFR), serta KRI Tarihu-829 berbahan Glass Fiber Reinforced Plastik (GFRP) memungkinkan kedua Kapal patroli cepat (PC-40) ini lebih ringan dan lentur jika dibanding dengan kapal yang terbuat dari besi, maintenance alumunium lebih murah dan tahan karat (anti korosi) dan dirancang hemat bahan bakar minyak (BBM).
Uji coba perdana yang dilakukan di Selat Malaka berjalan mulus. Kapal tersebut mampu menerobos terpaan angin dan gelombang setinggi 4 meter tanpa hambatan. Kapal ini akan dipergunakan sebagai kapal patroli Gugus Keamanan Laut Wilayah Barat (Guskamlabar) di bawah Komando Armada Ri kawasan Barat (Koarmabar) dalam menjaga keutuhan wilayah Indonesia.
Dengan diresmikannya kedua kapal PC buatan putra-putri bangsa Indonesia ini, jelas Kadispenal, TNI AL telah memiliki 11 unit PC 40 buatan dalam negeri. Selanjutnya pada tahun 2009, TNI AL direncanakan akan membuat FPB
60 meter dan 1 unit Trimara.
Hingga saat ini TNI AL telah memiliki 146 KRI dengan berbagai jenis, termasuk sejumlah kapal PC-40. Dari hasil perhitungan berdasarkan strategi dan memperhatikan kemampuan pemeliharaan Alutsista yang telah ada, maka diperkirakan struktur kekuatan TNI AL pada tahun 2024, khususnya kapal perang sejumlah 274 unit yang terdiri dari Striking Force, Patrolling Force dan Supporting Force, sehingga TNI AL masih membutuhkan 128 unit KRI. (asy/asy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini