Sejak kemunculan air suci ini, ratusan masyarakat dari berbagai umat bersembahyang dan memohon air suci ini di Wihara Budha. Mereka rela antri untuk mendapatkan setetes air suci ini.Β Pasalnya, air yang menetes dari
cumpu Arca Dewi Kwan Im tak menentu. Terkadang mengalir, tak jarang pula hanya setetes.
Warga maupun umat Buddha yang memohon air dari Arca Dewi Kwan Im menyakini air yang ke luar adalah air suci. Mereka meyakini air suci ini mampu menenangkan pikiran, kelancaran usaha dan kedamaian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Biksu Javanapanno belum berani menyimpulkan air yang menetes dari patung Dewi Kwam-Im memiliki kekuatan tertentu. Ia lebih menyerahkan kepada keyakinan umat yang memohonnya. "Seorang Biksu
tidak boleh menyatakan air itu punya kekuatan, terserah yang memohon sesuai keyakinannya," katanya.
Bisku Javanapanno menjelaskan bahwa air merupakan sumber kehidupan. Di suatu tempat yang terdapat air melimpah maka wilayah itu maka kehidupan di wilayah itu pasti makmur. "Makmurnya jagat raya akan menghadirkan kesejahteraan," ujarnya.
Air suci ini menetes dengan waktu yang tak menentu. Terakhir kali air itu menetes pada 23 Desember 2008. Kini air suci ini tak lagi menetes dari cumpu patung dewi Kwam-Im. "Terakhir kali menetes kemarin. kini selama seharin tidak menetes," kata seorang penjaga wihara Putu Mahatyana.
Brahmavihara Arama diperkirakan berdiri sejak 1956. Wihara tertua di Bali ini didirikan oleh seorang Bante (Guru Giri Rakkito). di wihara ini pernah dibangun Pagoda. Namun pagoda ini hancur akibat gempa dashyat di Seririt. Saat ini, wihara ini berdiri di atas lahan 4 hektar. Di wihara ini terdapat bangunan mirip candi Borobudur dengan ukuran yang jauh lebih kecil.
(gds/djo)