Itulah temuan tim Departemen Perhubungan (Dephub) yang melakukan Ramp Check ke
pesawat Garuda Boeing 737-400 di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng, Senin (22/12/2008).
Sejumlah pejabat Dephub terlibat dalam ramp check kali ini antara lain Dirjen Perhubungan Udara Budhi M Suyitno, Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Yurlis Hasibuan, dan Direktur Angkutan Udara Tri S Sunoko.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Agak dilonggarkan dan jangan terlalu rapat agar tidak bengkok kalau kecepatan tinggi. Tapi ini masih dalam batas toleransi," ujar Budhi.
Di bawah fulseg sebelah kanan lambung pesawat itu ditemukan lima buah baut yang hilang. Sementara satu baut lagi yang berada di sayap sebelah kiri juga terlepas.
"Ini kalau tidak diperbaiki bahaya, cepet diganti!" cetus Budhi.
"Kog bisa hilang kenapa, Pak?" tanya wartawan.
"Itu karena getaran. Baut-bautnya kendor, kendor. Lama-lama lepas. Itu sudah biasa, tapi harus cepet diganti," jawabnya.
Budhi juga masuk ke dalam kokpit dan memeriksa logbook milik sang pilot. Pintu darurat pesawat juga tidak luput dari pemeriksaan.
"Kalau kursi yang berada di pintu darurat tidak bisa direcleaning. Kalau bisa di-recleaning malah nggak bener," ucap Budhi.
Tim kemudian menuju ke pesawat Lion Air PKLIT. Tim menemukan roda pesawat yang berlubang sedalam 1,5 cm. "Ini tidak boleh, ini harus diganti tidak bisa di-repair," jelas Budhi.
Budhi menjelaskan, lubang di roda Lion Air disebabkan terkena benda tajam atau batu ketika pesawat berada di landasan pacu. Kalau tidak cepat diganti, ban pesawat tersebut dapat meletus.
"Oh itu bisa meletus, seperti merpati di Makassar itu bisa berbahaya," pungkasnya.
(nwk/gah)