Hal tersebut diungkapkan Menlu Hassan Wirajuda di sela-sela acara Bali Democracy Forum (BDF) di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, Kamis (11/12/2008).
"Dalam posisi sebagai senior diplomat di United Nation (UN), Pak Alatas menetapkan diri sebagai jubir negara-negara berkembang dalam membangun era baru di dunia. Beliau juga mendedikasikan waktu dan energinya untuk perdamaian dan kemerdekaan Kamboja. Termasuk memimpin pembicaraan antara pemerintah Philipina dan MNLF," ujar Hassan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia bukan atasan saya tapi mentor saya. Saya banyak belajar dari beliau. Bagi saya, Pak Ali Alatas lebih banyak bertindak sebaga bapak," ungkap Hassan.
Ali Alatas yang juga ketua Watimpres meninggal dunia di RS Mount Elizabeth, Singapura pukul 07.30 waktu setempat. Diplomat senior ini meninggal karena sakit yang diidapnya.
Ali Alatas lahir di Jakarta pada 4 November 1932. Dia merupakan sarjana hukum dari Universitas Indonesia dan mengantongi ijazah dari Akademi Dinas Luar Negeri pada 1956. Sebelum berdinas sebagai diplomat, Ali Alatas pernah menjadi korektor di sebuah koran dan redaktur di kantor berita.
Puncak kariernya adalah sebagai menteri luar negeri pada zaman Soeharto pada 1987-1999. Di masa SBY, Ali Alatas adalah Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres). (gds/djo)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini