"Pihak sekolah tidak memberitahu alasan yang jelas kenapa saya harus menandatangani surat tersebut," ujar Rosidawati di SMA 24 Jl Lapangan Tembak, Senayan, Jakarta, Kamis (4/12/2008).
Blanko tersebut berisi pengunduran diri secara sukarela Rudi Setiawan sebagai siswa kelas III IPS1.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya dikasih tahu pihak sekolah, katanya anak saya ikut memukul siswa kelas I. Padahal menurut keterangan anak saya dan teman-teman anak saya, yang terjadi hanya cekcok mulut dan saling senggol," katanya.
Sikap diskriminatif ini juga terjadi pada 28 November. Saat itu Rudi sedang mengikuti ujian. Tiba-tiba saja Rudi ditarik oleh salah seorang guru dan mengeluarkannya dari ruang ujian dan disuruh pulang.
Hingga sekarang Rudi tak bisa masuk sekolah. Bahkan masuk di halaman sekolah pun dilarang tanpa alasan yang jelas. "Inikan sama saja saya sudah dikeluarkan," kata Rudi.
Rudi dan kedua orang temannya diduga terlibat perkelahian dengan adik kelasnya saat pertandingan final sepakbola di Gelora Bung Karno, Senayan antara SMAN 24 melawan SMAN 70 pada Jumat 21 November. (gus/iy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini