Setidaknya 367 mayat telah dibawa dan diidentifikasi di sebuah masjid.
Murtala Sani Hashim, seorang warga yang berusaha mengenali para korban
mengatakan bahwa mayat-mayat terus berdatangan. Sepuluh diantaranya telah
dibungkus kain dan dua di antaranya masih balita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak pelak lagi, konflik ini merupakan yang terburuk semenjak beberapa dekade terakhir di wilayah yang memang menjadi pertemuan antara wilayah Nigeria Utara yang didominasi Muslim dan Nigeria Selatan yang banyak dihuni kalangan Kristiani.
Ratusan orang telah berkumpul di luar masjid di mana anggota masyarakat Muslim mengumpulkan mayat-mayat.
Seorang petugas Palang Merah yang tak disebutkan namanya mengatakan bahwa
sesungguhnya angka korban yang tewas bisa jadi lebih tinggi dikarenakan banyak korban tewas telah dibawa oleh keluarga untuk dikuburkan sendiri.
Selain itu, banyak diantara korban yang langsung dibawa ke lokasi-lokasi peribadahan.
"Jelas-jelas ini konflik keagamaan. Politik hanyalah kedok," ujar Suleyman
Yusuf, seorang Muslim etnis Yoruba mengomentari dugaan bahwa konflik ini
merupakan buntut dari sengketa pemilihan lokal.
Apa pun motifnya, yang jelas Yusuf beserta sejumlah warga lainnya - baik Muslim maupun Kristen - kini harus berlindung di sebuah gedung dewan anti narkoba milik beberapa relawan.
(alf/nwk)











































