"Situasinya sangat berubah-ubah dan korban bisa bertambah," ujar Kepala Kepolisian Mumbai Hasan Gafoor seperti dilansir AFP, Jumat (28/11/2008).
Perdana Menteri (PM) India Manmohan Singh mengatakan, tujuan dari serangan itu jelas, yakni untuk menyebarkan kepanikan dengan memilih sasaran yang tinggi dan 'secara membabi-buta membunuh orang-orang asing.'
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka menginginkan siapa pun yang membawa paspor Inggris dan Amerika," kata salah seorang tamu Hotel Taj Mahal dari Inggeris, Rakesh Patel.
Pasukan militer India berjuang keras mengatasi serangan teroris itu. Telah 24 jam lebih mereka berkutat dengan para pria bersenjata yang menyerang stasiun kereta apik, hotel, dan restoran serta menawan orang-orang sebagai sandera itu.
Selain itu pasukan militer juga mencoba menyelamatkan komplek perkantoran dan perumahan Yahudi. Di tempat itu tinggal banyak warga Israel yang diduga terjebak dalam serangan itu atau disandera. Dua ledakan terdengar dari tempat itu pada hari Jumat.
Menurut pihak militer India, setelah lebih dari 24 jam serangan itu dimulai, pasukan khusus telah berhasil membebaskan hotel Taj Mahal Palace. Tinggal satu pria bersenjata yang terluka yang masih tersisa.
"Saya kira kita harus bisa melumpuhkan operasi ini dengan sangat cepat," ujar Direktur Jenderal National Security Guard, JK Dutt.
Di Hotel Oberoi-Trident yang menjadi salah satu target teroris, ajudan komisioner polisi Mumbai AN Roy mengatakan, petugas masih "berkutat menuntaskan operasi dan mencari orang lain yang mungkin masih di sana."
"Sekitar 39 orang telah berhasil dibawa keluar. Beberapa di antara mereka adalah orang asing," lanjutnya. "Kami belum bisa mengatakan hotel itu...seratus persen bebas dari teroris," imbuhnya.
Beberapa tamu hotel masih terjebak di kamar mereka dan terlalu takut untuk bergerak.
"Berjam-jam kami telah menunggu kedatangan tentara yang akan berkata kami bisa pergi ke lantai bawah," ucap seorang perempuan Barat yang dihubungi AFP melalui handphone, Kamis. Perempuan itu masih di dalam hotel Oberoi/Trident. "Kami harus diam. Mereka bisa jadi sedang mencari sandera," lanjutnya.
Media India melaporkan, antara 6 hingga 9 orang asing menjadi korban tewas di Mumbai. Termasuk di antaranya seorang pengusaha Jepang, seorang warga negara Australia, Inggris, Jerman, dan Italia. Sedangkan Kedubes Israel di India mengatakan, sekitar 10-20 warga Israel masih disandera atau terjebak.
Dalam operasi itu, para militan menggunakan kelompok-kelompok kecil untuk menyerang selusin target di pusat finansial India, termasuk stasiun utama, rumah sakit, dan restoran yang biasa dipenuhi turis. Akibat serangan itu, Bombay Stock Exchange terpaksa tutup. Demikian juga dengan toko-toko, sekolah, dan kegiatan bisnis.
Sebuah kelompok tak dikenal yang menamakan diri Deccan Mujahedeen mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Salah seorang pria bersenjata mengatakan kepada sebuah stasiun TV India melalui telepon bahwa serangan itu dimotivasi oleh perlakukan India terhadap kaum muslim negara itu.
Namun media lain mengatakan, para pejabat India menuduh Lashkar-e-Taiba yang dibekingi Pakistan sebagai dalang di balik aksi itu. Lashkar-e-Taiba telah terkenal sering melakukan aksi-aksi penyerangan maut di parlement India pada tahun 2001 yang hampir menyebabkan kedua negara terlibat dalam perang.
Dalam pernyataannya, PM India mengatakan, serangan itu jelas sekali 'direncanakan dengan baik dan dijalankan dengan baik'. Dia memperingatkan kepada 'negara-negara tetangga' yang menyediakan tempat perlindungan kepada para militan anti-India bahwa mereka akan 'membayarnya'. (sho/nrl)