"Ya peran orangtua murid dan guru tentunya sangat penting. Karena mereka
yang sering melakukan komunikasi langsung dengan para siswa," ujar Pelaksana Harian Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya AKBP Mahbub kepada detikcom, Selasa (25/11/2008).
Mahbub pun mengimbau kepada orangtua agar mengantar jemput anaknya ke sekolah masing-masing. "Pastikan mereka memasuki area sekolah sebelum meninggalkan anaknya," ujar Mahbub.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harusnya pihak sekolah lebih aktif. Sekolah harusnya minta kontak person orangtua siswa masing-masing agar ketika anaknya dijemput oleh orang asing, bisa dihubungi langsung ke pihak keluarga," ujar Mahbub.
Mahbub mengatakan, untuk kasus penculikan ini, polisi tentunya punya peran tersendiri. Namun, upaya polisi pun tidak akan berarti jika tidak dibantu
oleh bantuan masyarakat seperti Polisi Masyarakat (Polmas).
"Secara umum, kita tugasi mereka untuk berpatroli dari satu sekolah ke sekolah lainnya," kata Mahbub.
Selain itu, polisi memang tidak bisa melakukan penjagaan khusus. Oleh karenanya, penjagaan tersebut diserahkan kepada Polmas. "Karena penculikan dilakukan di lingkungan umum, kita tidak bisa lakukan penjagaan khusus," papar Mahbub.
Untuk mencegah kejadian serupa, siswa pun diharapkan agar tidak mudah terbujuk ajakan orang asing. "Untuk kasus yang menyangkut nyawa dan keselamatan masyarakat, polisi tentunya akan menindak lanjuti," pungkasnya.
Kasus Penculikan yang Pernah Terjadi
Mahbub pun kembali menilik kasus penculikan yang pernah terjadi sebelumnya. Kasus penculikan yang paling menghebohkan dan menyita perhatian masyarakat dan polisi ketika terjadi penculikan terhadap anak Wakil Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Raisya Ali Said (5) pada Agustus 2007 lalu.
Raisya diculik oleh suami dari guru ngaji Raisya, Yogi Permana dengan dibantu oleh beberapa anak Sekolah Menengah Umum (SMU) seusai pulang sekolah di Taman Kanak-Kanak (TK).
Kemudian 29 Oktober 2008 lalu, kita kembali dikejutkan dengan peristiwa penculikan yang menimpa anak seorang staf Intel Angkatan Darat, Maharani Nur
Anika (5,5).
Maharani diculik oleh kawan ayahnya, Teguh Yuda. Dengan modus berpura-pura mengajak korban untuk membeli voucher. Terakhir, Senin 24 November, peristiwa penculikan terjadi lagi.
Kali ini menimpa dua siswa SD 01 Percontohan Taman Sari, Jakarta Barat Ega dan Nanda. Dengan modus pencarian bakat, kedua anak SD itu dibawa
keliling kota dan dipreteli perhiasannya. Keduanya kemudian ditinggal di sebuah mal.
Pelaku mengaku kepada para korban telah mendapat ijin dari pihak sekolah untuk membawa korban pergi. (mei/gus)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini