Kunjungan ke 'markas' Embrapa ini dilakukan Presiden SBY dan rombongan sekitar pukul 10.00 hingga 11.30 waktu setempat, Rabu (18/11/2008). Presiden SBY didampingi sejumlah menteri, antara lain Mensesneg Hatta Rajasa, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Menteri Pertanian Anton Apriyantono, dan Menteri KLH Rachmat Witoelar, serta Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita.
SBY dan rombongan disambut oleh Direktur Embrapa dan pejabat-pejabat lainnya. Acara kunjungan ke markas, diisi dengan pemaparan dari pihak Embrapa mengenai produk pertanian Brazil, proyek ethanol, dan proyek biofuel dan biodiesel. Setiap pemaparan, diselingi dengan diskusi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diskusi berjalan menarik. Sejumlah pertanyaan disampaikan sejumlah delegasi Indonesia. Antara lain, bagaimana mengelola produk-produk pertanian yang digunakan sebagai bahan baku bioethanol dan biofuel. Ada juga pertanyaan mengenai harga bahan bakar yang diterapkan di Brazil, apakah disubsidi atau tidak.
Dalam pertemuan ini, Presiden SBY menyampaikan terima kasih atas pemaparan dan penjelasan dari Embrapa. Presiden juga mengingatkan bahwa dirinya dan Presiden Lula Da Silva telah menyaksikan penandatanganan MoU dalam bidang energi antara kedua negara.
"Saya harap Embrapa bisa bekerja sama dengan kami mengenai bioenergi ini. Saya undang Embrapa untuk bertemu para pejabat dan peneliti kami," kata SBY. Presiden juga menyampaikan bahwa Indonesia merupakan produsen besar pertanian.
Sebelum melakukan kunjungan ke Embrapa, Presiden SBY pada Rabu pagi sempat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Korea Selatan di Hotel Brasilia ALvorada. Pukul 13.30 waktu setempat, Presiden SBY dan rombongan akan meninggalkan Brasilia dan terbang menuju Rio De Jeneiro untuk melakukan sejumlah pertemuan. (asy/asy)