"Itu miniatur persoalan transportasi di Jakarta," sindir Tubagus Haryo Karbyanti, anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) dari unsur LSM ketika diwawancarai detikcom usai berbicara dalam acara Temu Unsur Pakar dan Akademisi Bidang Transportasi dan Perkotaan di Jakarta Media Center Gedung Dewan Pers, Jl Kebon Sirih Raya, Jakarta Pusat, Selasa (18/11/2008).
"Coba lihat disana. Siapa yang nggak terlibat disitu? Polisi, Jasa Marga, Dishub, supir angkot, sampai preman," jelasnya mengomentari keadaan di wilayah tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai banyaknya angkutan umum yang nakal dan pembiaran oleh petugas yang berwenang, Haryo menegaskan, seharusnya tidak ada wilayah abu-abu. "Peran pemerintah harus jelas. Contohnya banyak bus antarkota yang seharusnya lewat tol malah ngetem dan mencari penumpang di perempatan. Ini kan tanggung jawab Dishub," imbuhnya.
Wilayah UKI Cawang memang selama ini menjadi salah satu titik kemacetan di Jakarta Timur. Wilayah ini selain menjadi jalur utama dari dan menuju timur Jakarta juga menjadi tempat kendaraan-kendaraan umum mencari penumpang. Sebagian calon penumpang bahkan menunggu kendaraan umum hingga menenuhi setengah ruas Jalan Mayjen Sutoyo. Kesemrawutan lalu lintas diperparah oleh pedagang kaki lima yang kerap berjualan.
"Itu kan mencerminkan budaya kita. Dulu masyarakat tidak perlu antre sekarang harus antre. Dulu bebas naik dan turun sekarang harus di halte. Memang masyarakat kita seperti itu," pungkas Haryo.
(alf/sho)