Reporter detikcom Muhammad Nur Hayid berkesempatan mengunjungi kawasan ini, Selasa (11/11/2008), bersama rombongan wartawan daerah kerja (daker) Madinah. Rombongan yang mengunakan mobil L300 berpenumpang 12 orang itu dapat 'mencicipi' keajaiban Jabal Magnet yang dikenal sebagai 'mantiqotul baido' oleh orang Arab di saat teriknya matahari Madinah.
Jabal Magnet berjarak sekitar 30 menit perjalanan dengan menggunakan mobil dari pusat Kota Madinah. Panorama di sepanjang jalan menuju kawasan ini cukup indah. Selain jalannya yang lurus dan bersih, di sebelah kiri kanannya terdapat kebun kurma dan pohon-pohonan hijau yang membuat padang gurun yang gersang tampak berwarna. Di sepanjang jalan, kita bisa menjumpai gerombolan masyarakat Arab yang menernakkan unta mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski hanya berupa hamparan gunung dan pasir berwarna agak keputihan, areal ini cukup menarik hati para jamaah haji dari berbagai negara, termasuk tentu saja dari Indonesia. Dari pantauan detikcom, setidaknya rombongan jamaah haji dari Pakistan dan Bangladesh turut mengunjungi areal ini.
Keajaiban Jabal Magnet terletak pada pengaruh yang diberikannya kepada logam besi. Yang paling terasa ketika kita naik mobil hendak meninggalkan areal tersebut. Dengan posisi mesin mobil normal, kendaraan roda empat itu bisa melaju sekencang 120 km/jam saat meninggalkan Jabal Magnet. Pengaruh itu terasa hingga berjarak antara 1 sampai 4 km dari lokasi.
Namun pengaruh berkebalikan dirasakan ketika kita mendekati areal tersebut. Daya yang ditimbulkan oleh bukit magnet ini membuat kendaraan yang hendak mendekat merasakan daya tolak sehingga terasa lebih berat.
"Ini terasa banget kalau mau nyampe. Berat meski kita setel perseneling 4. Tapi kalau pas pulang, kita kosongkan dengan posisi normal, mobil jalan sendiri. Subhanallah," kata sopir kami, Sapak Sully, seraya menggumamkan ketakjuban dengan menyebut nama Allah. (yid/sho)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini