Paddy's Pub Sepi Pengunjung

Jelang Eksekusi Amrozi cs

Paddy's Pub Sepi Pengunjung

- detikNews
Kamis, 06 Nov 2008 15:13 WIB
Denpasar - Rasa takut dan waswas wisatawan asing di Kuta menikmati dunia malam menyebankan kunjungan Paddy's Pub menurun drastis. Pendapatannya anjlok sebesar 75 persen.

"Pendapatan kita menurun drastis, yaitu 75 persen," kata Manajer Operasional Paddy's Pub I Ketut Swadana di jalan Legian, Kuta, Kamis (6/11/2008).

Paddy's pub dan Sari Club hancur akibat ledakan bom Bali 2002. Pemiliknya Gede Wirata membangun kembali bisnisnya dengan nama yang sama Paddy,s Pub pada tahun 2003. Hanya saja, Paddy's Pub tidak dibangun bekas lokasi ledakan melainkan bergeser sekitar 100 meter selatan ground zero.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Paddy's masih menjadi tempat hiburan malam di kawasan Kuta bagi para wisatawan yang dominasi warga Australia. Dalam semalam, Paddy's Pub dapat menampung sekitar 1000 orang. "Sekarang jumlah tamu di Paddy's hanya 100 hingga 150 orang," kata Swadana.

Kondisi tersebut tidak hanya dialami Paddy's Pub melainkan hampir seluruh kafe dan hiburan malam di Kuta. Situasi ini, menurut Swadana, terjadi sejak merebaknya isu eksekusi Amrozi cs pada akhir Oktober 2008.Β  "Kita masih beruntung ada tamu sedangkan tempat lain belum tentu dapat bule," katanya.

Ia pun menceritakan, sebanyak 50 wisatawan asing membatalkan pesta di Paddy's Pub untuk merayakan pernikahan keluarganya akibat rasa takut yang berlebihan. Mereka pun memindahkan pestanya ke Singapura. Akibat perasaan takut tersebut, wisatawan yang telah berencana berlibur ke Bali berniat mengurungkan niatnya.

"Mereka bertanya apakah Bali aman dan apa yang akan terjadi setelah eksekusi," kata Swadana.

Untuk menghilangkan rasa takut tersebut, Swadana meminta pemerintah segera melaksanakan eksekusi terhadap Amrozi cs. "Harapan kita eksekusi segera dilaksanakan supaya polemik ini cepat berakhir. Apa yang akan terjadi setelah eksekusi itu urusan nanti," ujarnya.

Kepastian eksekusi juga untuk menumbuhkan kepercayaan dunia internasional terhadap dunia internasional. (gds/djo)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads