Pantauan wartawan detikcom Muhammad Nur hayid di Madinah, para penjual pasar kaget ini rata-rata imigran yang datang dari Turki, Bangladesh, Pakistan, dan sebagian dari orang Arab sendiri. Mereka cukup bermodalkan tikar untuk menggelar dagangannya sambil meneriakkan ajakan untuk membeli dengan mengunakan bahasa Indonesia, India, Turki dan Malaysia.
Menurut salah seorang pedagang kain asal pakistan, Ahmed, menjajakan pakaian yang dijualnya dengan menggelar d i lantai depan gedung Bin Dawod dinilai lebih efektif daripada menunggu di tokonya yang ada di pojokan markaziyyah yang jarang dilewati jamaah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat pasar tumpah ini, suasana jalan-jalan menuju Masjid Nabawi khususnya di markaziyyah Bin Dawod sering terjadi kemacetan. Banyak sekali jamaah asal India, Malaysia, dan Turki yang memanfaatkan pasar tumpah ini untuk memborong oleh-oleh karena harganya lebih murah dibanding beli di pertokoan. bahkan perbedaanya bisa sampai 50 persen.
Lima real, lima real .......... ayo... lihat-lihat dulu... (yid/ndr)