Detikcom berkesempatan menyaksikan proses pembuatan peluru dan bom saat mengikuti kunjungan media tour Departemen Pertahanan di pabrik yang terletak di kawasan Turen, Malang, Jawa Timur, Jumat (31/10/2008).
Secara garis besar, pembuatan peluru kaliber kecil dari kaliber 5,56 mm hinga 12,7 mm terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu pembuatan selongsong, pembuatan pelor, dan assembling atau penyelesaian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di bagian lain, pelor dicetak dan dibentuk. Pelor adalah bagian runcing dari peluru. Jika ditembakan pelor inilah yang melesat ke sasaran, sedangkan selongsong akan dibuang dari bagian samping senjata.
Sebelum masuk ke bagian assembling atau penyelesaian, selongsong maupun pelor diperiksa secara manual. Jika ternyata ada yang cacat maka dipisahkan. Sedangkan yang lulus dimasukan ke ruang assembling.
Di ruang assembling inilah selongsong diisi propelen atau bubuk mesiu, kemudian disatukan dengan pelornya. Jadilah peluru tajam.
Di ruangan ini suhu dan kelembaban harus terjaga. Ponsel atau kamera tak
diizinkan masuk.
Yang unik, peluru-peluru ini ditaruh dalam ember atau kotak kayu. Seperti produksi baut saja. Padahal inilah salah satu hal yang menentukan kemenangan dalam peperangan.
Sedangkan untuk produksi bom, ranjau, dan mortir dilakukan di pabrik yang terpisah. Bahan peledak yang masih cair kemudian dituangkan ke dalam tubuh bom. Kemudian dipanaskan hingga kering dan ditambahkan detonator.
Persis dalam film, hanya ini nyata.
(rdf/sho)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini