Nah, di Pabrik Divisi Munisi Pindad, gambaran tersebut bukan adegan rekayasa. Sekitar 100 juta butir peluru, mortir, dan bom dengan berbagai kaliber dan ukuran diproduksi di sini setiap tahunnya.
"Sebagian besar adalah peluru kaliber 5,56 mm," ujar Kepala Divisi Munisi Pindad saat menerima kunjungan media tour Departemen Pertahanan di pabrik yang terletak di kawasan Turen, Malang, Jawa Timur, Jumat (31/10/2008).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain untuk memenuhi kebutuhan peluru TNI/Polri, Pindad juga telah mengekspor peluru ke beberapa negara tetangga. Yang rutin adalah Singapura yang sudah beberapa tahun ini memesan hingga 10 juta butir peluru kaliber 5,56 mm. Selain itu Filipina dan Bangladesh juga tercatat sebagai pembeli setia.
PT Pindad juga telah mampu membuat aneka bom dan ranjau laut yang diisi bahan peledak hingga 750 kg. Yang paling baru adalah bom tajam untuk pesawat F-16. Namun sayangnya bom ini belum bisa dibeli dan digunakan oleh TNI AU karena keterbatasan dana.
Selain itu PT Pindad juga mengembangkan peluru yang bisa menembus pelat baja kemudian meledak dan mempunyai daya bakar. Peluru ini dipasangkan dengan senjata untuk sniper atau penembak jitu. Dengan demikian bukan hal sulit lagi untuk melumpuhkan panser lawan.
"Kami terus mengembangkan kebutuhan pasukan di lapangan, dengan cara terus melakukan inovasi," jelas Walujo.
Walujo juga menjelaskan, sebagai rencana jangka pendek, tugas PT Pindad adalah mencukupi kebutuhan batalyon-batalyon infanteri di tubuh TNI/Polri.
Untuk kebutuhan sipil PT Pindad juga membuat bahan peledak yang biasanya digunakan dalam industri pertambangan.
(rdf/sho)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini