Tak jelas betul bagaimana anggota TNI bernama Bimo itu bisa hadir di tengah kerumunan pendemo. Tiba-tiba saja, dia ikut nimbrung. Padahal di tempat tersebut, depan Kampus Polines Jalan Prof Seodharto, sudah ada puluhan personel kepolisian.
Bimo mendorong mahasiswa agak kasar ke tepi jalan. Seorang wartawan Metro TV, Endang Istanti yang berada di depannya, ikut didorong. Karena tidak ikut minggir, Bimo memukul kamera Endang. "Minggir, minggir!" katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wartawan terus mengejar Bimo. "Hai, kamu itu siapa? Apa-apaan pakai mendorong dan pukul kamera segala!" teriak para wartawan sambil terus mengambil gambar Bimo.
Bimo yang berpakaian seragam resmi itu ngacir. Beberapa kali, dia membusungkan dada ke arah wartawan, tapi para wartawan tidak takut.
Sekretaris Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang, Imung Yuniardi, menyesalkan tindakan anggota TNI tersebut. Seharusnya, sebagai abdi negara, dia tahu batas-batas kewenangannya dan tidak menghalangi kerja jurnalistik.
"Dia (Bimo) harus minta maaf. Dia menyalahi UU Pers dan sekaligus telah mencoreng nama baik TNI. Kami berharap Pangdam menindaknya," katanya kepada detikcom melalui telepon. (try/ken)