Kerabat pemilik 'rumah kuntilanak' di Tanah Tinggi, Senen, Jakarta Pusat, Edwin Yusuf, menduga isu kuntilanak disebabkan ketidakakuran antar tetangga. Susi Susanti, si pemilik rumah bermasalah dengan Daud, tetangganya.
Daud yang berprofesi sebagai tukang ojek itu, menurut Edwin jarang bergaul dengan warga. Daud, menurut cerita Susi, tidak suka dengan anak-anak kos Susi yang membuat gaduh ketika begadang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Balita ini kemungkinan menderita penyakit pernafasan karena menangisnya tidak normal, suaranya sedikit tercekik seperti kuntilanak tertawa dalam film-film. Tangis bayi itulah yang kemudian disebarkan Daud sebagai bunyi kuntilanak," duga Edwin pada detikcom, Jumat (17/10/2008).
Ketika Maghrib, imbuh dia, suara bayi itu terdengar lebih kencang karena ikut terbawa angin, dan lebih menggema karena ruangan bayi tersebut dikelilingi dinding seng.
"Kemudian anak-anak kecil turut menyebarkan berita tersebut 'Ada pocong, ada pocong, bunyinya kayak kuntilanak'," papar dia menirukan anak-anak kampung itu.
Pantauan detikcom, jalanan di kampung tempat rumah Susi berada cukup ramai, karena berada dekat pasar dan rel kereta. Banyak abang-abang yang mangkal di jalan itu. Warga juga suka nongkrong di pinggiran jalan itu.
(nwk/iy)