"Tidak ada pernikahan. Mereka hanya melakukan upacara perpindahan agama dari Katolik ke Hindu," ujar Sukadana pada detikcom, Kamis (16/10/2008).
Sukadana menuturkan, 2 bule itu memutuskan berganti agama setelah diangkat anak oleh Ni Made Rasti. Rasti menetap di Dusun Pupuan Sawah, Desa Pupuan Sawah, Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengapa 2 bule itu masuk agama Hindu? "Ini permintaan dari yang bersangkutan. Mereka sudah lama tinggal di Bali dan mengenal budaya Bali. Jadi mereka ingin menjadi orang Bali," ujar Sukadana.
Untuk memastikan upacara itu bukan upacara perkawinan, PHDI mengecek sesaji yang digunakan dalam upacara Rabu kemarin. "Setelah kami konfirmasi ke pemangku dan orang yang menjual banten/sesaji, tidak ada sesaji untuk upacara pernikahan," ujar Sukadana.
Setelah upacara itu, PHDI lalu mengeluarkan akte agama Hindu bagi 2 bule itu secara resmi.
Mengapa PHDI menerima mereka? "Agama Hindu sangat terbuka. Jika ada niat tanpa paksaan, kita akan memproses pemindahan agama," jawab Sukadana.
Tidak melihat status bahwa mereka adalah gay? "Kita tidak melihat status gay, status agama sebelumnya apa," demikian Sukadana.
Kantor berita Reuters Rabu kemarin melaporkan pasangan gay asal Belanda Hendricus Johannes Deijkers dan Christianus Huijbregts merayakan pesta pernikahannya di Desa Pupuan Sawah, Tabanan, Bali. Dilaporkan juga, mereka adalah pasangan pertama gay yang menikah dalam upacara pernikahan Hindu.
(gds/nrl)