Kalau Bandel Kami Sikat!

Laporan dari North Sea

Kalau Bandel Kami Sikat!

- detikNews
Senin, 13 Okt 2008 19:10 WIB
North Sea - Kapal patroli tempur korvet stealth kelas Sigma KRI Sultan Iskandar Muda bakal jadi momok musuh. Para cecunguk sipil asing kalau bandel akan disikat.

Bersama tiga saudara kembarnya, KRI Diponegoro 365, KRI Sultan Hasanuddin 366, dan KRI Frans Kaisepo 368, KRI Sultan Iskandar Muda 367 dilengkapi sistem persenjataan dan kendali tempur hipermoderen, lengkap dengan penginderaan radar 3D (tiga dimensi) dan sonar untuk keunggulan tempur permukaan ke udara, permukaan ke permukaan dan duel kapal selam.

Rudal permukaan ke permukaan Exocet yang dipasang pada KRI korvet kelas Sigma bersaudara itu adalah dari varian terbaru versi MM40 (jika tak ada aral), dengan daya jangkau lebih ditingkatkan dari versi sebelumnya menjadi 180 km.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rudal berteknologi Perancis ini sudah terbukti digdaya dalam Perang Falkland (Perang Malvinas) antaraย  Argentina vs Inggris dan sangat sohor di dunia sesudahnya. Ketika itu AL Argentina secara efektif berhasil melumpuhkan kapal-kapal perang canggih milik Inggris dengan Exocet MM38.

Kapal Royal Navy's HMS Sheffield remuk dihajar pada 4/5/1982, Atlantic Conveyor ditenggelamkan pada 25/5/1982 dan HMS Glamorgan rusak berat pada 12/6/1982 (detikcom, 5/7/2007).

Untuk duel permukaan ke udara menghadapi pesawat tempur, KRI ini dilengkapi rudal MBDA Mistral generasi terbaru: Tetral. Penginderaan KRI siluman ini mengandalkan sistem manajemen tempur TACTICOS buatan Thales, sebuah perusahan hi-tech Belanda. Sistem ini dikenal dengan nama Combat Management System (CMS), kini menjadi standar pertahanan NATO.

Kemudian ada radar utama MW08 3D multibeam surveillance dengan G-band, yang merupakan famili 3D multibeam jarak menengah (105 km) untuk survei, menentukan sasaran, dan penjejakan. MW08 3D ini dilengkapi dengan teknologi radar termutakhir, dilengkapi dengan kontrol tembak untuk mengendalikan senjata terhadap sasaran permukaan, yang diperkuat dengan radar kontrol tembak LIROD Mk2.

Dengan persenjataan dan penginderaan komplit hipermoderen, KRI Sultan Iskandar Muda 367 dan 3 saudara kembarnya bakal menjadi pengawal kedaulatan yang tangguh di perairan Indonesia.

Pengacau Sipil

"Di masa damai, masalah kerawanan di laut, meliputi perompakan, illegal fishing, dan illegal logging, akan menjadi salah satu target operasi korvet ini dan kapal ini didisain untuk bisa menangani masalah-masalah tersebut," Komandan KRI Sultan Iskandar Muda 367 Letkol Laut (P) Ariantyo Condrowibowo kepada detikcom di geladak (8/10/2008).

Menurut Ariantyo, kalau para cecunguk itu membandel, tidak mengindahkan tahapan peringatan yang diberikan, maka pihaknya akan tegas melumpuhkan.

Untuk sasaran sipil ini bukan rudal yang dipakai atau torpedo 3A 244S Mode II/MU 90 dalam peluncur 2 x B515. Terlalu mahal dan tidak sepadan. Cukup dengan 'senjata ringan' terpasang, yakni kanon Oto-Melara 76mm atau yang lebih kecil yakni Auxiliary Gun 2 x 20 mm Vector G12.

Ariantyo menjelaskan, peringatan pertama pihaknya akan menempuh komunikasi melalui radio, isyarat bendera atau lampu. Kemudian mengirimkan tim pemeriksa.

Kalau saat diberi isyarat tidak dipedulikan, maka pihaknya akan melakukan manuver-manuver untuk menghalangi kapal sasaran kabur. "Kalau masih membandel juga kita berikan tembakan peringatan di depan haluan. Kalau masih tetap bandel, kita berikan tembakan pelumpuhan, dengan menghancurkan pendorongnya," tegas Ariantyo.

Dikatakan bahwa semua langkah itu sudah tertuang dalam protap (prosedur tetap) menyeluruh tugas dan fungsi Angkatan Laut. Mula-mula dilakukan pendeteksian, kemudian pemeriksaan. Jika terbukti ada pelanggaran, maka akan diproses sesuai hukum berlaku dan diserahkan ke pengadilan.

Menurut Ariantyo, dengan jangkauan dan keunggulan teknologi radar serta kecepatan mesin KRI Sultan Iskandar Muda, maka pihaknya akan lebih cepat mendeteksi, memergoki, dan menyergap mereka.

"Saya dan seluruh crew merasa bangga terpilih untuk mengawaki kapal korvet KRI Sultan Iskandar Muda ini. Kami bukan karena penunjukan tetapi diseleksi ketat," demikian Ariantyo. (es/es)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads