Dari pantauan detikcom di lokasi, Minggu (28/9/2008), bangku-bangku penumpang yang biasanya kotor dan dipenuhi calon penumpang kini tampak lengang dan bersih. Di loket penjualan tiket hanya tampak satu-dua pembeli.
Sejak pagi tidak nampak satu pun kapal ferry yang berangkat lantaran sepinya penumpang. Padahal biasanya setiap hari dua kapal ferry yang dioperasikan selalu tidak mencukupi sehingga sering terjadi antrian kendaraan di pelabuhan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Tidak heranlah kalau arus mudik pelabuhan ini sepi. Dari dulu juga seperti itu. Arus baliknya yang ramai,” kata Heri (30), sopir truk yang mengangkut barang dari Palembang-Bangka, kepada detikcom di lokasi.
“Nah, nanti kalau arus balik, pelabuhan akan ramai dengan penumpang. Itu juga membuktikan sedikit sekali orang Bangka-Belitung yang merantau ke Palembang,” lanjutnya.
Menurut Heri, sepinya pelabuhan 35 Ilir ini dikarenakan para perantau dari Palembang dan sekitarnya ke Bangka-Belitung sudah mudik sejak sebulan lalu.
“Para perantau dari sini rata-rata di Bangka-Belitung menjadi pedagang dan buruh lepas di perusahaan penambangan timah. Jadi sudah pulang sejak sebulan lalu saat dimulainya puasa. Nanti kalau arus balik, mereka akan berbondong-bondong kembali ke Bangka-Belitung,” jelasnya.
Penjelasan Heri dibenarkan Susanto, seorang petugas di pelabuhan itu.
“Ya, ini memang kondisinya sejak dulu. Arus balik pasti ramai,” ujarnya.
Di Palembang, selain pelabuhan 35 Ilir terdapat pelabuhan Boom Baru. Kondisi di pelabuhan yang kedua ini memang sedikit lebih ramai lantaran di pelabuhan itu selain dari Bangka-Belitung datang juga pemudik dari Batam dan Riau yang menggunakan kapal cepat. (tw/crn)