Seorang kolumnis pro-Republik, Kathleen Parker, menyerukan Palin untuk mundur sebagai pasangan capres John McCain. Menurutnya, Gubernur Alaska itu benar-benar memalukan bagi Partai Republik.
"Dia tidak cukup tahu tentang perekonomian dan kebijakan luar negeri untuk membuat warga Amerika nyaman dengan Presiden Palin seandainya kondisi mengharuskan dia naik jabatan," tutur Parker seperti dilansir AFP, Sabtu (27/9/2008).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam wawancara dengan CBS, Palin kembali ditanya mengenai hal itu. "Well, tentu saja, karena tetangga sebelah kami adalah negara asing, di negara bagian yang saya pimpin," kata ibu lima anak itu.
"Dari Alaska-lah kita mengirimkan orang-orang untuk tetap mengawasi negara yang sangat kuat ini, Rusia, karena mereka tepat di dekat kami, mereka dekat dengan negara bagian kami," ujar Palin.
Gara-gara jawabannya itulah, Palin banyak dicemooh. Bahkan para komentator konservatif kini mengakui kalau wanita itu belum siap untuk masuk Gedung Putih.
Seorang kolumnis untuk harian New York Times, Bob Herbert, menulis, "Dia telah memalukan dalam wawancara-wawancara." Menurutnya, jawaban-jawaban Palin yang sekenanya dalam wawancara CBS itu harus menjadi pertimbangan apakah dirinya mampu menjadi wakil presiden. Apalagi untuk menjadi seorang presiden jika kondisi mengharuskan demikian.
Media Boston Globe menulis hal senada. "Bulan madu telah berakhir bagi Sarah Palin," tulisnya.
Palin memang sempat menjadi bintang baru Partai Republik saat berpidato di konvensi partai itu beberapa waktu lalu. Usai pidato Palin tersebut, popularitas McCain meningkat bahkan berhasil mengalahkan rivalnya, Barack Obama. Palin juga berhasil mendatangkan kucuran dana segar bagi kubu kampanye McCain.
Wawancara dengan stasiun televisi CBS itu merupakan wawancara ketiga yang dilakukan Palin. Sebelumnya, Palin telah diwawancarai ABC News dan Fox News. (ita/ita)