Sebagian petani di desa ini menanami lahan mereka dengan tanaman padi jenis Super Toy yang tidak biasanya mereka tanam. Petani mengaku biasanya menanam padi lokal jenis IR 64 yang lebih murah biaya tanam hingga panennya.
Sikur (55) warga RT 8 RW 3 Desa Mlilir kecamatan Dolopo saat di sawah kepada detiksurabaya.com menjelaskan, dirinya tidak menamam jenis padi Super Toy karena belum yakin akan hasil yang didapat nantinya.
"Saya ndak berani coba, selain biaya mahal juga belum tentu hasilnya bagus, malah jelek seperti tetangga - tetangga saya itu. Pada panen awal bagus, tapi panen kedua tekor mas, gak balik modal," jelas Sikur Jumat (5/9/2008).
Sikur menambahkan biaya untuk menanam padi Super Toy lebih mahal dua kali lipat daripada jenis padi lokal. Jika padi lokal per hektar hanya diperlukan 5 kwintal pupuk, maka padi jenis Super Toy bisa 1 ton pupuk, bahkan ada yang lebih.
Sementara itu Ketua kelompok tani Purwadi (45) yang memelopori penanaman padi Super Toy belum bisa ditemui. Menurut keluarganya, Purwadi sedang berada di luar kota.
(asy/mok)