"Tadi pagi di media elektronik saya lihat banyak yang yakin ini bukan kecelakaan tunggal. Ini kan berarti selama ini ada kebohongan. Saya tidak suka kebohongan publik. Saya tidak bicara masalah hukum. Yang saya tuntut hanya masalah kejujuran," ujar Widyawati ketika dihubungi detikcom, Jumat (5/9/2008).
Menurut wanita yang masih tampak ayu di usia senjanya ini, niat awal Sophan membuat konvoi 'Jalur Merah Putih' ini, untuk membangkitkan rasa nasionalisme dalam 100 tahun Hari Kebangkitan Nasional. Dan rasa nasionalisme itu berhubungan dengan rasa kebersamaan, kebersatuan dan kejujuran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sophan, imbuhnya, mempelopori perjalanan 'Jalur Merah Putih' bukan untuk berfoya-foya. Sophan prihatin melihat rasa kebangsaan pada rakyat Indonesia berada dalam titik nadir. Widyawati mencontohkan miskinnya rasa kebangsaan pada banyaknya kasus korupsi.
"Karena tidak cinta bangsa negara ini seperti banyaknya korupsi, makanya ide ini dia buat. Amat disayangkan Jalur Merah Putih akhirnya seperti ini, tidak ada kebersatuan," tutur dia.
Menurut dia, bagaimana suaminya bisa meninggal kalau motor Harley Davidson-nya saja tidak mengalami kerusakan.
"Hanya lecet dia menghilangkan nyawa. Kawan baiknya mengatakan tidak pernah ada kecelakaan moge sampai menghilangkan nyawa, paling patah, tapi tidak pernah sampai menghilangkan nyawa," kata mantan bintang iklan sabun ternama ini.
Menanggapi pernyataan Roy BB Janis, sahabat Sophan, agar Widyawati melaporkan kasus ini ke polisi, wanita berputra dua ini sekali lagi menegaskan dirinya tidak berminat membawa hal ini sampai ranah hukum.
"Nggak bicara masalah polisi, hukum. Yang saya bicarakan adalah kejujuran. Kita harus membiasakan untuk bicara jujurlah. Anda juga tahu persis bagaimana Sophan. Orangnya sangat jujur dan tidak senang melihat ketidakadilan," tandas aktris yang bertemu suaminya dalam film 'Pengantin Remaja' ini. (nwk/iy)