Beduk Kayu yang Tersisih

Beduk Kayu yang Tersisih

- detikNews
Jumat, 05 Sep 2008 11:30 WIB
Jakarta - Beduk yang terbuat dari kayu gelondongan makin jarang dijumpai. Sejumlah masjid baru lebih suka memilih beduk dengan tong kosong sebagai badannya.

"Murah, cepat jadinya," kata Saleh (56) salah pengurus masjid Ar Rahman, di masjid berkubah bawang tersebut di Jl Mindi, Koja Jakarta Utara, Jumat (5/9/2008).

Masjid itu sendiri belum sepenuhnya selesai dibangun. Lantai dua masjid masih nampak penuh bahan material untuk menghaluskan dinding. Dengan warna hijau mencolok, masjid itu sudah mulai dibangun dua tahun lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk beduknya butuh cepat. Makanya nyari beginian. Kalau kayu harus nyari ke Jawa. Ini cukup di Tanah Abang," imbuh Saleh.

Saat dicek ke Tanah Abang, beduk yang terbuat dari tong kosong tersebut memang murah. Untuk beduk ukuran besar, dipatok harga antara Rp 400.000 sampai 500.000. Harga tersebut termasuk kayu penyangga beduk plus pemukulnya.

"Tongnya dari drum oli. Kulitnya dari kulit kambing Jawa. Harganya 400 sampai 500 ribu," ucap Rahmat (25) salah satu penjualΒ  di Tanah Abang.

Untuk membuat beduk tersebut, pembeli cukup menunggu sekitar 1-2 jam. Sebab, baik kulit dan tong sudah tersedia, tinggal memasang.

"Yang lama menjemur kulit kambing. Kalau mau bagus, butuh berhari-hari untuk sampai benar-benar kering," sergah Rahmat sambil membenahi jemuran kulit kambingnya.

Bandingkan bila pengurus masjid hendak mencari beduk dengan body terbuat dari kayu. Paling tidak, dibutuhkan waktu satu sampai dua bulan untuk mendapatkan beduk kayu tersebut.

"Pernah saya disarankan ke daerah Pekalongan. Saya cari-cari seminggu, katanya stok kayu gelondongan telah habis. Harus menunggu musim tebang, direndam dan dihaluskan," cerita Saleh.

Padahal, mesjid ditempatnya harus segera diberi beduk. Di masjidnya, beduk menjadi peralatan penting saat Salat Jumat berlangsung.

"Bedanya cuman kualitas suaranya tidak sebagus beduk kayu. Suaranya pecah, beda dari suara beduk kayu yang berat dan bagus," papar bapak 2 anak tersebut.

Lantas, kemana beduk kayu yang tersisih? Apakah beduk kayu tidak sesuai dengan budaya urban yang serba instan dan serba efisien sehingga telah ditinggalkan? Padahal, bagi sebagian kalangan, beduk merupakan salah satu perumpamaan atas pencarian relijius yang ulet dan penuh kesabaran.

"Kalau itu saya nggak tahu mas. Kita sih tahunya cepat dan murah," pungkas Saleh. (Ari/gah)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads