Namun Samak tetap ngotot untuk tidak mengundurkan diri. Ditegaskannya, tugasnya adalah untuk menjaga demokrasi.
Dalam siaran langsung di stasiun radio, Samak bertekad tak akan tunduk pada desakan para pendemo untuk mengundurkan diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak 26 Agustus lalu, puluhan ribu pendemo menyerbu dan menduduki kantor PM di Bangkok. Akibatnya, hingga kini Samak tidak bisa masuk ke kantornya.
"Saya sekarang ada di luar dan saya tak bisa bekerja sebagaimana mestinya," tutur Samak seraya menekankan bahwa dunia sedang mengamati Thailand. "Ini memalukan? Ya," tandas Samak.
Sebelumnya Samak telah memberlakukan keadaan darurat di Bangkok pada Selasa, 2 September lalu. Keadaan darurat diberlakukan setelah timbulnya bentrokan berdarah antara para pendukung Samak dan mereka yang menentang Samak. Satu orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam bentrokan itu.
Namun para demonstran kian mempermalukan Samak. Sebab mereka terus bertahan di areal kantornya meski keadaan darurat diberlakukan. Ini terjadi karena militer menolak menggunakan kekerasan untuk mengusir mereka. (ita/iy)