Kejadian itu terjadi di SMPN Banguntapan 1 Bantul, Yogyakarta, Senin (3/12/2007). Seperti biasa, setiap Senin pagi sekolah menggelar upacara bendera.
Namun saat upacara berlangsung salah seorang siswi, Desti Cahyaningrum, terus bercanda dengan temannya. Meski sudah ditegur Wahyuningsih selaku guru BP, murid kelas III itu tetap saja berisik dan tidak mengikuti jalannya upacara dengan tertib.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maksud hati ingin membuat suasana lebih tertib, malah semakin ribut. Desti terus meraung-raung. Akhirnya dia dilarikan ke Puskesmas Banguntapan.
Orang tua Desti yang mendengar kejadian ini langsung meradang. Mereka protes keras kepada pihak sekolah. Apa lagi ada informasi, kejadian ini bukan pertama kalinya. Sebelumnya murid SMP itu juga pernah mengalami nasib serupa.
Kepala Sekolah SMPN 1 Banguntapan, Sajiyem membantah bila pengolesan balsam itu dilakukan dengan sengaja oleh Wahyuningsih. Menurut Sajiyem, sebelum kejadian Wahyuningsih mengeroki seorang siswi yang masuk angin.
"Bu Wahyu langsung ikut upacara dan lupa cuci tangan. Itu tidak disengaja sehingga saat menegur tidak sadar bila masih ada sisa balsem di tangan," kata Sajiyem.
Sajiyem menambahkan, kondisi Desti saat ini baik-baik saja. Setelah mendapat pemeriksaan di Puskesmas, dia bisa kembali mengikuti pelajaran di sekolah hingga usai.
"Ini hanya insiden yang tidak disengaja. Kami juga telah meminta guru agar berhati-hati
sehingga kejadian ini tidak terulang lagi," pungkas Sajiyem. (bgs/djo)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini