"Ini kan bukan perusahaan keluarga, rumor itu karena info yang tidak lengkap saja," kata Kang Emil--sapaan akrab Ridwan Kamil--dalam wawancara khusus yang tayang di detikcom, Kamis (20/12).
Kalaupun dirinya punya calon untuk posisi direktur utama, hal itu tidak serta-merta dapat dilakukan begitu saja. Sebab, harus melalui proses fit and proper test yang digelar oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Itu ada proses lelang, ada OJK juga yg menentukan. Kalau OJK bilang nggak, ya nggak bisa," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Emil mengakui kinerja BJB di bawah Ahmad Irfan memang sudah baik. Hanya, ke depan, para pemegang saham bank tersebut mengalihkan fokus pemberian kredit dari consumers, seperti yang saat ini berjalan, menjadi kredit untuk pembangunan daerah.
"Nah ke depan, karena pemilik saham bank ini adalah daerah-daerah, saya tantang BJB untuk beri kredit pembangunan. Ini nggak ada like dan dislike," tandas mantan Wali Kota Bandung itu.
Indikasi lain bahwa keputusannya mengganti direksi bank tersebut bukan sebuah kekeliruan seperti dipersepsikan sejumlah pihak, dia melanjutkan, adalah sentimen positif yang terjadi di pasar modal. Hal ini menjadi salah satu ukuran objektif untuk mengukur positif-negatifnya sebuah keputusan dibuat.
"Waktu saya ganti sahamnya langsung naik dari Rp 1.900 jadi Rp 2.100. Kalau turun responsnya negatif, maka belilah saham BJB yang sedang naik ini sekarang," kata Kang Emil berpromosi.
Simak Juga 'Wawancara Eksklusif Ridwan Kamil: Siasat Membangun Jawa Barat':
(jat/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini