Lian mengaku tidak ada firasat sebelum suaminya meninggal. Dalam komunikasi terakhir itu, dia menanyakan kabar Syachrul.
Dalam percakapan itu juga, Syachrul mengirim tulisan panjang berupa puisi yang diberi judul 'Takdir'. "Terakhir kontak pagi itu. Karena memang setiap hari dua kali menyelam, pagi dan sore. Di pesannya ia menulis perasaannya mengenai banyaknya korban dan kematian," kata Lian kepada detikcom, Sabtu (3/11/2018)
Lian mengaku tidak menyadari bahwa percakapan tumpahan perasaan suaminya itu merupakan firasat. Begini puisi Syahrul kepada istrinya yang berjudul 'Takdir' itu:
Assalamualaikum
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pagi itu. Satu demi satu
penumpang mendekat ke pintu
keberangkatan di Soekarno-Hatta
Petugas check in menyambut
mereka dengan senyum.
Sekitar 180 penumpang
mendekati takdir.
Ada yang tertinggal karena macet
di jalan, ada yang pindah ke
pesawat yang lebih awal karena
ingin cepat sampai dan ada juga
yang batal karena ada urusan lain
yang tiba-tiba.
Tak ada yang tertukar
Allah menyeleksi dengan
perhitungan yang tak pernah salah....
Lalu kapan giliran kita pergi
hanya Allah yang tahu
Kesadaran iman kita berkata.
Bersiap setiap saat kapanpun dan dalam keadaan apapun.
Mari kita benahi ketaqwaan kita untuk bekal pulang kampung abadi. Hanya itulah jalan terbaik
Suratan manusia adalah di bumi dikembalikan.
Semoga di akhir nafas kita dengan Lailahaillallah Chusnul khotimah. Amiin.
KN Sar 231 Sadewa @Tanjung karawang #JT610
Saksikan juga video 'Inilah Roda Pesawat Lion Air JT 610 yang Berhasil Dievakuasi':
(idh/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini