"Setiap hari dia (lewati PLBN). Dia tinggalnya di Tebedu, sekolahnya di Entikong," kata Kepala Subsektor Polsek Entikong Ipda Nursalim saat dimintai konfirmasi detikcom, Minggu (9/9/2018).
Nursalim menuturkan, Nursaka harus tinggal di Malaysia karena mengikuti jejak ayahnya yang harus bekerja di Tebedu. Hampir setahun Nursaka harus mondar-mandir PLBN untuk sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nursaka dan orang tuanya merupakan warga negara Indonesia (WNI). Terkadang, bocah berumur 8 tahun itu harus diantar oleh polisi dari Polsek Entikong ke PLBN.
"Dia itu paginya diantar sama orang tuanya ke sekolah. Terus kalau pulang, Kalau orang tuanya nggak sempat jemput, kita yang antar pakai mobil (ke PLBN)," terang Nursalim.
Kisah Nursaka pertama kali diceritakan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi melalui video yang diunggah oleh Twitter resmi mereka @ditjen_imigrasi. Dalam video tersebut, Nursaka menceritakan kesehariannya saat berangkat dan pulang sekolah.
(zak/bag)Kami bertemu dengan Saka, seorang siswa SD yang sehari-hari melintasi dua negara lewat PLBN Entikong untuk berangkat sekolah ke Indonesia
β DitJen Imigrasi (@ditjen_imigrasi) September 7, 2018
Cc. @imigrasientikong#imigrasientikong #imigrasiindonesia #imigrasi pic.twitter.com/tUVJfDpYCK
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini