"Yang saya rasakan seperti itu. Dan di sisi lain kan yang kita lihat tradisi estafet kepemimpinan belum kuat di Indonesia," kata TGB di Hotel Lombok Raya, Mataram, NTB, Kamis (26/7/2018).
TGB memandang setiap pemimpin baru di Indonesia cenderung menegasikan warisan pembangunan sebelumnya. Alhasil, pembangunan yang dilakukan tak berkelanjutan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu pulalah yang menjadi salah satu alasannya mendukung Joko Widodo untuk melanjutkan kepemimpinannya sebagai presiden pada periode kedua. TGB juga kemudian mencontohkan dirinya yang menjabat Gubernur NTB dua periode.
"Saya rasa kepala daerah yang pernah memimpin Indonesia itu tahu betul bahwa melaksanakan tugas-tugas, menekankan visi-misi dan program, itu memang tidak cukup dalam satu periode, ya. Analoginya pada saya pribadi. Dalam konteks saya melaksanakan kepemimpinan di NTB memang tidak cukup hanya 5 tahun, apalagi dalam konteks di Indonesia. Jadi memang perlu waktu yang cukup dan kita menyaksikan sedang bergerak pembangunan yang masif," ujarnya.
Masih berbicara tentang kepemimpinan, TGB juga mendukung Gubernur NTB terpilih Zulkieflimansyah untuk melanjutkan program pembangunan sebelumnya. TGB menyebut dirinya sebagai endorser kuat pasangan yang diusung oleh PKS dan Partai Demokrat itu.
"Pasangan ini, saya salah satu endorser terkuat untuk pasangan ini. Kenapa? Karena saya merasa pasangan ini punya visi dan misi yang sama. Jadi kita ketemu di frekuensi bahwa NTB ini harus terus ada percepatan. Jadi saya pikir tidak ada masalah. Latar belakang partai apa pun, yang penting visi-misinya sama," bebernya. (knv/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini