PD: Hubungan SBY-Mega Jadi Barrier Berkoalisi dengan Jokowi

PD: Hubungan SBY-Mega Jadi Barrier Berkoalisi dengan Jokowi

Gibran Maulana Ibrahim - detikNews
Rabu, 18 Jul 2018 15:37 WIB
Momen SBY bertemu dengan Megawati di Istana. (Anung Anindito/detikcom)
Jakarta - Partai Demokrat menjelaskan perihal halangan mereka untuk merapat ke koalisi Jokowi di Pilpres 2019. Alasannya satu: hubungan Ketum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Pak SBY dan Pak Jokowi tidak pernah bicara power sharing, tetapi yang lebih banyak dibicarakan tentang situasi koalisi, terutama hubungan Pak SBY dengan Bu Mega," ujar Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP PD Ferdinand Hutahaean di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (18/7/2018).


"Memang ini (hubungan SBY-Mega) menjadi barrier yang cukup tinggi, bahkan tebal, yang harus ditembus dalam koalisi itu karena kan koalisi ini dipimpin oleh PDIP. Sehingga kalau Pak SBY ada di sana sebagai anggota koalisi, tentu hubungan beliau dengan Bu Mega menjadi pertimbangan," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ferdinand menyebut SBY selalu mengkomunikasikan hubungannya dengan Mega ke Jokowi. Namun sampai hari ini hasilnya nihil.


"Ini yang saya dapat informasi selalu dikomunikasikan oleh Pak Jokowi supaya ada solusinya. Sampai sekarang belum ada solusi," ucap Ferdinand.

Ferdinand menyebut sudah ada upaya dari SBY memperbaiki hubungan dengan Mega. Namun dia menegaskan sekali lagi, upaya itu belum berbuah hasil.

"Keterangan dari Pak SBY langsung, beliau beberapa kali sangat ingin menyelesaikan ini, bahkan sejak menjadi presiden selalu mengupayakan ini hubungan beliau yang belum cair dengan Bu Mega ini. Dengan almarhum Pak Taufik belum kunjung bisa, bahkan dengan Pak Jokowi selalu dimintakan supaya ada solusinya," sebut Ferdinand.

Demokrat saat ini belum bersikap di pilpres. Namun Demokrat memastikan tidak akan nonblok dalam pilpres. (gbr/dkp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads